Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Putus Kerja Sama dengan Garuda, Sriwijaya Air Tak Punya Bengkel

image-gnews
Pesawat Sriwijaya Air tertutupi abu letusan Gunung Gamalama sehingga batal terbang di Ternate, Maluku Utara, 18 Desember 2014. Gunung Gamalama menyemburkan abu vulkanik setinggi 200 meter. TEMPO/Budhy Nurgianto
Pesawat Sriwijaya Air tertutupi abu letusan Gunung Gamalama sehingga batal terbang di Ternate, Maluku Utara, 18 Desember 2014. Gunung Gamalama menyemburkan abu vulkanik setinggi 200 meter. TEMPO/Budhy Nurgianto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Sriwijaya Air sampai saat ini belum memiliki bengkel pesawat setelah mitranya, yakni penyedia layanan Maintenance, Repair, and Overhaul atau MRO Garuda Maintenance Facility (GMF), resmi memutus kerja sama. Direktur Teknik Sriwjaya Air Ramdani Ardali Adang mengatakan, setelah putus kesepakatan dengan GMF, Sriwijaya memang telah menjajaki kerja sama dengan PT Jasa Angkasa Semesta (JAS). Namun upaya itu gagal.

“Saya cek dengan JAS udah koordinasi dari dua pekan lalu untuk support (mendukung) tools (suku cadang) kami. Namun JAS tidak bersedia memberikan layanan,” ujarnya Ramdani di kawasan Sabang, Jakarta Pusat, Senin, 30 September 2019.

Ramdani mengatakan saat ini Sriwijaya mengerjakan line maintenance secara mandiri dengan jumlah teknisi terbatas. Ia menjelaskan tiga teknisi yang memiliki kualifikasi andal bisa mengerjakan enam pesawat sekaligus. Komposisi itu tidak ideal.

Selain itu, waktu kerja teknisi melebihi batas yakni mencapai 10-15 jam per hari. Untuk mengisi kekurangan, Sriwijaya juga disebut memanggil tenaga kontrak untuk menggarap perawatan pesawat.

Dalam laporan sebelumnya yang disetor kepada Kementerian Perhubungan, Sriwijaya secara rinci disebut hanya memiliki 50 tenaga. Sebanyak 20 orang merupakan certifying staff, 25 orang lainnya RII dan certifying staff, dan lima orang sisanya memegang management and control.

“Padahal setiap hari harus ada perawatan. Fungsinya untuk land check,” ucapnya.

Di sisi lain, saat ini Sriwijaya memiliki suku cadang terbatas. Ramdani mengatakan ban pesawat menunjukkan indikasi tidak prima. “Suku cadang sehari-hari untuk routable juga enggak ada. Kami hanya (punya) oli dan ban terbatas, jadi terbatas sekali,” tuturnya.

GMF sebelumnya memutus kerja sama dengan Sriwijaya akibat tunggakan yang belum dibayarkan. Tempo menerima salinan surat bernomor GMf/DB-2070/19 yang menyatakan GMF secara resmi menghentikan layanan perawatan pesawat. Surat itu sekaligus memberitahukan bahwa GMF akan melakukan proses removal atau pencopotan mesin mulai 24 September 2019.

Adapun mesin yang dicopot ialah mesin dengan nomor seri 894798, 896989, 896885, 890430, dan 889508. Dua mesin dipasang untuk pesawat bernomor register PK-CMR, satu mesin untuk pesawat pk-CMQ, satu mesin lainnya untuk pesawat PK-CMO, dan satu sisanya untuk pesawat PK-CLT.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keterangan surat itu juga menunjukkan alasan pencopotan. Manajemen GMF menyatakan entitasnya belum kunjung menerima biaya sewa dari Sriwijaya Group.

Surat tersebut ditandatangani oleh Direktur GMF AeroAsia I Wayan Susena dan ditembuskan kepada Direktur Utama PT Nam Air serta jajaran Direksi PT GMF AeroAsia Tbk. Tempo telah mengkonfirmasi kepada Wayan melalui telepon dan pesan pendek, namun belum memperoleh respons. Meski demikian, sumber Tempo di GMF yang enggan digamblangkan identitasnya menyatakan kebenaran surat tersebut.

Senior Manager Corporate Governance Sriwijaya Air Pritanto Ade Saputro mengatakan perusahaannya memang memiliki utang kepada GMF. Sebelum menjalin kerja sama manajemen atau KSM dengan Garuda Indonesia, Sriwijaya memiliki utang jangka panjang dengan GMF mencapai US$ 24,3 juta atau Rp 340 miliar.

Sumber Tempo di Garuda Indonesia mengatakan utang perawatan Sriwijaya Air ke GMF lalu bertambah menjadi US$ 560 juta atau Rp 810 milar pada November 2018. Setelah menjalin KSM dengan Garuda Indonesia Group, utang Sriwijaya ke GMF sejatinya disebut telah melorot sekitar 20 persen.

“Sekarang tinggal US$ 50 jutaan,” ucapnya. Bila Sriwijaya ingin bertahan memakai jasa GMF meski sudah putus kerja sama dengan Garuda Indonesia.

“GMF minta uang muka bila mereka diminta tetap melayani Sriwijaya. Tapi sepertinya enggak bisa, karena Sriwijaya cuma punya uang US$ 500 ribu atau cuma Rp 7,5 miliar. Padahal tiap bulan biaya maintenance sekitar US$ 1,8-2,3 juta,” ucapnya.

Tempo telah menghubungi Direktur Komersial PT Sriwijaya Air Rifai Taberi dan Senior Manager Corporate Communication Sriwijaya Air Adi Willi terkait masalah ini. Namun, keduanya tidak merespons.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

2 hari lalu

Ilustrasi kursi pesawat. Unsplash.com/Markus Winkler
Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

Ada cara untuk menghindari kursi pesawat tanpa jendela, namun tidak mudah.


Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

6 hari lalu

Maskapai di Indonesia yang juga menggunakan pesawat Boeing 737 Max 8 yakni Sriwijaya Air. Di seluruh dunia dilaporkan terdapat 350 unit Boeing 737 MAX 8. Saat ini, selain negara juga ada maskapai yang memutuskan untuk melarang pesawat tersebut terbang. Dok.TEMPO/Fahmi Ali
Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.


Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

6 hari lalu

Pemilik Sriwijaya Air, Chandra Lie. Foto: YouTube Sriwijaya Air
Hendry Lie Pendiri Sriwijaya Air Tersangkut Kasus Timah, Apa Peran dan Dampaknya pada Maskapai?

Kejaksaan Agung menetapkan pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie sebagai tersangka kasus dugaan korupsi PT Timah, bagaimana dampaknya ke Maskapai?


Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

8 hari lalu

Pesawat Singapore Airlines. REUTERS
Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.


Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

13 hari lalu

Ilustrasi pesawat. Sumber: getty images/mirror.co.uk
Traveling di Usia 100 Tahun, Perempuan Ini Dikira Anak Dibawah Umur yang Perlu Pendampingan

Ketika traveling dengan pesawat, dia otomatis masuk dalam kategori anak bawah umur yang harus didampingi supervisor.


Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

14 hari lalu

Tony Fernandes. REUTERS/Romeo Ranoco
Tony Fernandes Ditunjuk Sebagai Penasihat Strategis Grup Penerbangan AirAsia

Tony Fernandes ditunjuk sebagai penasihat dan pengurus Grup Chief Executive Officer (Advisor and Steward Group Chief Executive Officer) AirAsia.


Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

18 hari lalu

Ilustrasi pesawat parkir di bandara. REUTERS
Alasan Mengapa Kebanyakan Pesawat Berwarna Putih

Awalnya, pesawat tidak dicat, hanya menampilkan bodi aluminium yang dipoles. Namun, tren berubah sejak 1970-an.


Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

19 hari lalu

Orang-orang berkumpul saat militer Israel memamerkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Maskapai Ubah Rute Penerbangan Usai Dugaan Serangan Israel ke Iran

Usai dugaan serangan Israel ke Iran, sejumlah maskapai penerbangan mengubah rute.


Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

19 hari lalu

Ilustrasi Kursi Pesawat atau bangku pesawat (Pixabay)
Alasan Kursi Pesawat yang Bisa Direbahkan Mulai Ditinggalkan

Selama ini perbedatan tentang merebahkan kursi pesawat memang sedikit meresahkan. Maskapai penerbangan mulai mengganti kursi yang lebih ringan


Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

22 hari lalu

Maskapai penerbangan SAS. Instagram.com/@flysas/@bravojulietspotting
Maskapai Penerbangan ini Buat Penerbangan Misterius yang Tidak Diketahui Tujuannya

Salah satu penumpang merasa antusias mengikuti penerbangan yang memberikan pengalaman unik