TEMPO.CO, Jakarta - PT Perkebunan Nusantara III memperoleh kredit sindikasi sebesar US$390,6 juta atau setara Rp5,5 triliun dari 19 bank dalam negeri dan asing. Utang bertenor 2 tahun dengan bunga floating ini akan dimanfaatkan untuk mendukung kebutuhan modal kerja, transformasi bisnis, serta investasi perusahaan dan anak usaha hingga 2023.
“Ini adalah tantangan buat kami di PTPN grup yang akan kami gunakan sebaik-baiknya dari sisi operasional maupun juga dari sisi transformasi dan lain lain,” ujar Pelaksana Tugas Direktur Utama PTPN III Seger Budiarjo, Kamis 19 September 2019.
Salah satu hal yang akan dilakukan BUMN ini dari sisi on farm adalah meningkatkan produktivitas empat komoditas utama, yakni sawit, teh, karet, dan tebu. Perseroan menargetkan produksi sawitnya bisa mencapai rata-rata 20 ton tandan buah segar (tbs) per hektare.
Menurut Seger, saat ini masih ada lahan sawit perusahaan dengan produksi sawit kurang dari 15 ton tbs per ha. Namun, ada pula yang produksinya sudah mencapai 25 ton- 27 ton tbs per ha.
Sementara itu, Head of Structured Finance PT Bank BTPN Tbk., Rulianto Hadinoto, sebagai perwakilan kreditor menyebutkan luasnya lahan yang dimiliki PTPN III dan anak usahanya menjadi salah satu alasan yang membuat para kreditor merasa yakin untuk memberikan utang. “[PTPN III Holding adalah] salah satu landlord terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara sehingga ke depan banyak yang bisa dikembangkan dari perkebunan dan produk derivatif seperti produk B20. Kita selaku kreditur merasa nyaman” ujarnya.
BISNIS