TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Transportasi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno memprediksi pergerakan di Bandara Internasional Seokarno-Hatta berkurang drastis sebesar 50 persen sebagai dampak perpindahan ibu kota.
“Sebagian besar orang ke Jakarta itu karena perjalanan dinas, sehingga dampaknya juga nanti pengunjung hotel akan berkurang,” kata dia kepada ANTARA di Jakarta, Senin 26 Agustus 2019.
Djoko juga memproyeksikan imbasnya penetapan ibu kota baru, akan membuat lalu lintas tol Trans Jawa akan menurun.
“Pasti akan dampaknya tol menurun, Jakarta-Cikampek pasti berpengaruh,” ujarnya.
Dia menuturkan pola mudik akan berubah mengikuti pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. "Pola mudik lebaran mestinya berubah,” kata Djoko.
Djoko mengatakan perubahan tersebut mulai dari jenis moda transportasi yang selama ini didominasi angkutan darat, maka diperkirakan akan bergeser ke angkutan laut.
Angkutan laut dinilai meningkat apabila ibu kota berpindah karena merupakan moda yang dipilih para perantau selain angkutan udara.
Sementara itu, lanjut dia, angkutan udara saat ini tengah mengalami masalah harga tiket yang masih mahal.
Presiden Joko Widodo secara resmi mengumumkan rencana pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur. Lokasi tersebut, tepatnya di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanaegara Provinsi Kalimantan Timur
Menurut Jokowi, lokasi tersebut merupakan lokasi yang paling ideal untuk ibu kota yang baru karena telah melalui dua kajian, yakni struktur tanah dan dampak ekonomi.