Namun begitu, ada juga sentimen negatif yang muncul terkait nama Sri Mulyani. Sejumlah sentimen negatif itu antara lain dari melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, bertambahnya utang negara, dan defisit keuangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Sementara itu, Susi Pudjiastuti dinilai tegas dalam menjaga kedaulatan wilayah perairan laut Indonesia dari illegal fishing. Walhasil, Indonesia menjadi salah satu eksportir ikan besar dunia dan menyelamatkan potensi hasil laut bernilai triliunan rupiah.
Susi juga sangat populer di kalangan rakyat kecil terutama nelayan dan para warganet karena penampilan pribadinya yang apa adanya. "Berbeda dengan Susi Pudjiastuti yang populer sejak menjadi menteri kabinet Jokowi-JK, nama Sri Mulyani sudah lebih dikenal sebagai ahli ekonomi kelas dunia dan berintegritas," kata Rustika.
Catatan penting dari temuan riset kali ini adalah diperlukannya sosok atau figur menteri yang tidak hanya yang mumpuni, memiliki kinerja yang bagus, namun juga berkarakter dan pandai berkomunikasi kepada masyarakat. Komunikasi baik itu tidak hanya dilakukan di media mainstream tapi juga di media sosial. Cara komunikasi ini menjadi kriteria yang patut dipertimbangkan dalam penyusunan kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin yang akan datang.
Indonesia Indicator (I2) melakukan riset berbagai percakapan mengenai menteri, kementerian, dan kebijakan kementerian sepanjang Juli 2018 hingga Juli 2019. Data pembicaraan terkait Menteri di Facebook mencapai 55.848 post dari 15.548 akun organik. Sedangkan, pembicaraan terkait Kebijakan Menteri mencapai 62.662 post dari 19.977 akun organik.
"Berbagai perbincangan di Facebook dalam riset ini berasal dari akun organik, bukan robot. Dengan demikian, percakapan mengenai Menteri dan Kebijakan Menteri di Facebook relatif berlangsung secara alami," ujar Rustika. Pembicaraan mengenai "Menteri Kabinet" mulai ramai dibicarakan sejak 9 Juli 2018 dan intensitasnya terus naik hingga 15 Juli 2019.
ANTARA