TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen maskapai penerbangan Lion Group tengah menghitung kerugian pasca-pesawat Boeing 737 Max 8-nya digrounded. Managing Director Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro memprediksi, Lion berpotensi kehilangan pendapatan mencapai US$ 50 juta.
Baca: Luhut Belum Tahu Boeing Akan Pindahkan Gugatan Lion Air JT 610
"Kurang lebih segitu lah ya untuk 10 pesawat," ujar Daniel saat ditemui di kantor Kementerian Perhubungan, Selasa, 28 Mei 2019.
Kerugian yang mesti ditanggung Lion Air ini terhitung sejak otoritas penerbangan Amerika Serikat, The Federal Aviation Administration atau FAA, mengeluarkan larangan terbang untuk Boeing 737 seri Max pada Maret 2019. Larangan terbang itu dirilis sebagai buntut insiden kecelakaan pesawat Lion Air dan Ethiopian Air yang menyebabkan ratusan nyawa melayang.
Adapun 10 pesawat milik Lion Air yang dihentikan pengoperasiannya itu sekarang masih teronggok di kompleks hanggar milik PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia Tbk. Meski pesawat menganggur, Lion Air memastikan perawatan armada tetap dilakukan.
Saat ini, Lion Air masih menunggu pembaruan software untuk Boeing 737 seri Max yang saat ini tengah dirampungkan oleh perusahaan Boeing Co. Perangkat lunak itu dikabarkan masih menunggu persetujuan dari FAA. Setelah pembaruan dilakukan dan FAA memberikan rekomendasi, Boeing 737 seri Max baru dapat kembali mengudara.
"Setelah FAA setuju, regulator kita juga harus menyetujui. Proses ini kita tunggu juga," ujar Daniel.
Kerugian yang sama sebelumnya juga dialami maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Manajemen Garuda mengaku kehilangan potensi pendapatan lebih dari US$ 5 juta.
Nilai kerugian maskapai pelat merah ini 10 kali lebih kecil ketimbang Lion Air karena perusahaan hanya mengoperasikan satu pesawat Boeing 737 seri Max.
Baca: Boeing Akui Piranti Lunak Simulator 737 Max Bermasalah
Sementara itu, Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan Captain Avirianto mengatakan, pihak regulator masih menunggu pembahasan lanjutan dari FAA terkait pembaruan software Boeing 737 Max 8. "Saat ini sedang diskusi dan pendalaman oleh FAA," ujarnya kepada Tempo.