TEMPO.CO, Jakarta - Delapan operator otobus telah mengoperasikan bus Trans Jawa pada Senin, 27 Mei 2019. Staf Ahli Menteri Bidang Logistik, Multimoda, dan Keselamatan Perhubungan Kementerian Perhubungan Cris Kuntadi mengatakan tarif yang dipatok untuk trayek Jakarta - Surabaya tersebut diserahkan pada mekanisme pasar.
Baca: Bus Trans Jawa Beroperasi, Ini Bedanya dengan Bus Biasa
"Kami serahkan pada operator, biar mereka yang mengatur," ujar Cris saat ditemui di Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur, Senin, 27 Mei 2109.
Ketua Bidang Angkutan Orang Organda Kurnia Lesani Adnan mengatakan anggotanya akan menyeragamkan tarif angkutan bus Trans Jawa seperti tarif bus antar-kota antar-provinsi kelas eksekutif lainnya. Untuk hari-hari biasa, penumpang yang menunggang bus rute Jakarta hingga Surabaya dikenakan tarif Rp 300 hingga 350 ribu.
Sementara itu, pada masa ramai kunjungan atau high season, PO umumnya menerapkan tarif berbeda menyesuaikan tingginya permintaan. Pada masa Lebaran, misalnya, harga tiket bus Trans Jawa naik menjadi Rp 400 ribu.
Tarif khusus Lebaran berlaku untuk sepekan sebelum lebaran dan seminggu setelahnya. Kenaikan tarif untuk periode khusus tersebut bila dihitung dalam angka persentase mencapai 20 hingga 30 persen.
Lesani mengatakan operator berani mematok harga seragam dengan bus lainnya karena ada efisiensi dari anggaran operasional. Misalnya, bahan bakar, efektivitas waktu tempuh yang mendorong ritase naik, dan berkurangnya biaya maintenance.
Pada tahap awal pengoperasian, pemerintah akan mengoperasikan 36 armada. Delapan di antaranya telah resmi mengangkut penumpang pada Senin, 27 Mei 2019. Bus trayek Jakarta-Surabaya ini berkapasitas rata-rata 34 penumpang dengan fasilitas lengkap.
Baca: 36 Unit Bus Trans Jawa Mulai Beroperasi Hari ini
Adapun delapan operator pemilik bus Trans Jawa ini di antaranya PT Rosalia Indah, PT Harapan Jaya, PT Sinar Jaya, PT Lorena, PT Kramat Djati, PT Gunung Harta, dan PT Pahala Kencana. Satu lainnya pelat merah, yakni Perusahaan Umum Damri.