TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI mencatat jumlah penumpang kereta rel listril (KRL) relatif stabil saat aksi 22 Mei berlangsung. Vice President Corporate Communications KCI Anne Purba mengklaim, selama Rabu, 22 Mei 2019, tidak terjadi penurunan jumlah penumpang kendati sejumlah relasi perjalanan KRL dinonaktifkan.
Baca juga: IHSG Diperkirakan Tak Bakal Terdampak Langsung Aksi 22 Mei
Baca Juga:
“Masih normal. Sampai pukul 18.00 WIB kemarin penumpang jumlahnya 680 ribu orang,” ucap Anne saat dihubungi Tempo pada Kamis pagi, 23 Mei 2019.
Anne menyebut, jumlah itu bukan akumulasi total penumpang dalam 24 jam. Jumlah tersebut masih bisa bertambah lantaran pihaknya belum merekap total penumpang secara keseluruhan hingga pukul 24.00 WIB.
Adapun menurut data KCI, jumlah penumpang KRL pada hari-hari biasa mencapai 900 ribu penumpang. Pada hari-hari tertentu, seperti awal pekan, total penumpang dapat tembus melampaui 1 juta orang dalam sehari.
KCI sebelumnya melakukan penutupan di Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Palmerah akibat imbas bentrok yang terjadi antara massa tak dikenal dan aparat keamanan. Sejumlah petugas KCI dan keamanan di kedua stasiun ini memperingatkan para penumpang kereta untuk beralih turun ke stasiun lain yang lebih aman.
BACA : Aksi 22 Mei, Rupiah Diperkirakan Melemah ke 14.500 per USD
Penutupan dilakukan hingga Rabu petang, usai aksi 22 Mei mereda. Namun, mulai Kamis pagi, dua stasiun itu kembali aktif kembali. Penumpang KRL relasi Rangkasbitung/ Maja/ Parungpanjang/ Serpong - Tanah Abang PP dapat turun di kedua stasiun tersebut.