TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah diperkirakan melemah pada hari ini, Rabu, 22 Mei 2019 bertepatan dengan aksi 22 Mei pendukung calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno terkait hasil perhitungan Komisi Pemilihan Umum yang memenangkan pasangan calon inkumben Joko Widodo - Ma'ruf Amin.
Baca juga: IHSG Diperkirakan Tak Bakal Terdampak Langsung Aksi 22 Mei
Aksi yang dimulai sejak Selasa, 21 Mei 2019 itu mulanya berlangsung damai hingga akhirnya diwarnai bentrokan pada dinihari tadi. "Kerusuhan sudah tentu akan berdampak negatif terhadap pasar keuangan," ujar Direktur Riset Center of Reform on Economics alias Core Piter Abdullah melalui pesan singkat kepada Tempo.
Selain adanya aksi protes itu, Piter mengatakan sentimen investor pada dasarnya sedang negatif akibat dari kondisi global saat ini. "Itu akan semakin negatif," kata dia. Sehingga ia memperkirakan rupiah akan sulit bertahan di bawah Rp 14.500 per dolar AS pada hari ini.
Senada dengan Piter, Kepala Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih melalui keterangan tertulisnya juga mengatakan aksi itu akan berdampak negatif pada rupiah. "Pasar rupiah kemungkinan melemah dengan adanya kondisi protes ini," ujar dia. Ia memprediksi rupiah melemah menuju kisaran antara Rp 14.480 hingga Rp 14.500 per dolar AS.
Sebelumnya, rupiah ditutup melemah pada perdagangan Selasa 21 Mei 2019. Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Selasa, rupiah ditutup di level Rp14.480 per dolar AS, terdepresiasi 0,173 persen atau 25 poin melawan dolar AS.
Secara year to date, rupiah telah melemah 0,62 persen. Penutupan Rupiah kemarin membuatnya menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di antara kelompok mata uang Asia.
BISNIS