Selanjutnya, Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor menyampaikan bahwa masyarakat setempat sangat antusias dengan rencana pemindahan ibu kota itu. Dengan demikian mereka membuka diri bagi siapa saja yang mau membangun Kalsel, termasuk dengan rencana ibu kota baru itu.
"Kami antusias dan ini bagian dari upaya untuk lepas dari kemiskinan kebodohan keterbelakangan yang saat ini masih dirasakan," ujar Sahbirin. Ia membanggakan daerahnya sebagai wilayah dengan potensi alam dan manusia. Selain itu, wilayah itu juga disebut minim risiko bencana.
Menurut Shabirin, Kalsel memiliki laut yang cukup dalam untuk mendukung kapal besar bersandar di sana. Selain itu, ada Pegunungan Meratus yang bisa menjadi daerah resapan air bersih. Ditambah, datarannya bukan rawa sehingga tanahnya mendukung untuk membangun gedung-gedung.
Adapun Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran mengatakan akan menyiapkan lahan antara 300 - 500 ribu hektare apabila wilayahnya dipilih sebagai lokasi ibu kota anyar. "Memang katanya kebutuhannya hanya 40 ribu hektare, tapi kan kami menyiapkan untuk pengembangan di masa depan," ujar dia.
Ia meyakini, ibu kota baru ini akan berkembang pesat dan bertambah luas. Hal tersebut bisa diakomodasi oleh Kalimantan Tengah yang memiliki luas hampir 1,5 kali Pulau Jawa. Selain itu, wilayah tersebut juga dialiri oleh 11 daerah aliran sungai sebagai sumber air.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan terminal Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 8 April 2019. TEMPO/Ahmad Faiz
Ihwal lokasi yang ditawarkan sebagai alternatif ibu kota baru, Sugianto mengatakan telah menyampaikannya kepada Presiden Joko Widodo. Hanya saja, ia belum mau mengumumkannya kepada publik untuk menghindari adanya spekulan tanah di sana.