Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bank Dunia Ramalkan Ekonomi Asia Melambat, Bagaimana Indonesia?

Reporter

image-gnews
Foto udara proyek pembangunan jembatan Teluk Kendari di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis, 18 Oktober 2018. Dengan adanya jembatan Teluk Kendari diharapkan pertumbuhan ekonomi daerah meningkat sehingga dapat membantu proses percepatan pembangunan di wilayah tersebut. ANTARA FOTO/Jojon
Foto udara proyek pembangunan jembatan Teluk Kendari di Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis, 18 Oktober 2018. Dengan adanya jembatan Teluk Kendari diharapkan pertumbuhan ekonomi daerah meningkat sehingga dapat membantu proses percepatan pembangunan di wilayah tersebut. ANTARA FOTO/Jojon
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan terbaru Bank Dunia memproyeksikan adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang Asia Timur dan Pasifik, yang masih dipengaruhi tantangan global.

Baca: Refleksi 2018 Sri Mulyani: Defisit APBN Terendah Sejak 2012

Perlambatan itu membuat pertumbuhan di kawasan diproyeksikan sebesar enam persen pada 2019 dan 2020 atau turun dari pencapaian 6,3 persen pada 2018.

Laporan World Bank East Asia and Pacific Economic Update edisi April 2019 menyatakan salah satu pengaruh pelemahan ini disebabkan oleh perlambatan ekonomi China.

Meski demikian, kinerja perekonomian di kawasan ini masih tetap kuat seperti ketika mampu menahan gejolak pasar keuangan pada 2018.

Kemampuan mengatasi gejolak itu diakibatkan oleh kerangka kerja kebijakan yang efektif dan fundamental yang kuat, termasuk diversifikasi ekonomi, nilai tukar yang fleksibel, dan penyangga kebijakan yang solid.

Selain itu, permintaan domestik tetap kuat di sebagian besar kawasan ini, yang mampu mengimbangi dampak melambatnya kinerja ekspor.

Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Victoria Kwakwa mengatakan pertumbuhan di kawasan telah membantu upaya penurunan tingkat kemiskinan yang saat ini salah satu terendah sepanjang sejarah.

Bank Dunia  memproyeksikan tingkat kemiskinan ekstrem di wilayah ini akan turun di bawah tiga persen hingga 2021.

"Namun, pada saat yang sama, setengah miliar penduduk di kawasan tetap tidak aman secara ekonomi, dan berisiko kembali jatuh dalam kemiskinan, yang menjadi pengingat besarnya tantangan para pembuat kebijakan," katanya.

Dalam laporan ini, Bank Dunia memperkirakan perlambatan ekonomi China yang terkelola melalui kebijakan membuat negara ini hanya tumbuh 6,2 persen pada 2019 dan 2020, turun dari 6,6 persen pada 2018.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan Malaysia tidak akan berubah pada 2019, sedangkan kegiatan ekonomi di Thailand dan Vietnam akan tumbuh sedikit lebih rendah.

Sementara itu, penundaan pengesahan anggaran pemerintah nasional di Filipina diperkirakan akan membebani pertumbuhan pada 2019, meski akan kembali meningkat di 2020.

Prospek pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang lebih kecil juga tetap baik, seperti Laos dan Mongolia yang terbantu oleh proyek infrastruktur besar dan Myanmar yang dipengaruhi kebijakan fiskal serta reformasi struktural.

World Bank Acting Chief Economist for the East Asia and Pacific Andrew Mason mengingatkan adanya upaya untuk mengatasi ketidakpastian yang masih bisa melanda kawasan Asia Timur dan Pasifik.

Ketidakpastian global itu mencakup perlambatan ekonomi lebih lanjut di negara maju, pelemahan di China dan ketegangan dari perang dagang. "Tantangan yang terus berlanjut ini perlu dikelola secara aktif," ujarnya.

Untuk menghadapi risiko ini, laporan mengingatkan pentingnya upaya penguatan penyangga, termasuk membangun cadangan internasional, yang pernah dilakukan untuk mengelola gejolak nilai tukar pada 2018. Kemudian adanya penyesuaian kebijakan moneter agar lebih netral karena risiko arus keluar modal telah berkurang.

Untuk jangka menengah, reformasi struktural menjadi penting untuk meningkatkan produktivitas, mendorong daya saing, menciptakan peluang yang lebih baik untuk sektor swasta, dan memperkuat modal manusia.

Penguatan investasi berkelanjutan pada program bantuan sosial dan asuransi untuk melindungi masyarakat miskin yang paling rentan juga diperlukan untuk menekan tingginya risiko.

Saat ini, negara-negara berkembang di Asia Timur dan Pasifik memiliki cakupan bantuan sosial terendah bagi dua puluh persen penduduk termiskin dibandingkan wilayah berkembang lainnya.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

14 jam lalu

Dua anak tengah sibuk melihat telepon genggam melintas di area perumahan bersubsisdi dikawasan Celengsi, Bogor, Jawa Barat, Sabtu 17 Februari 2024. Seperti diketahui, secara total, KPR BTN tumbuh 10,4 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp257,92 triliun pada tahun 2023.  TEMPO/Tony Hartawan
Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.


Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

2 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Bank Indonesia saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00 persen tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.


Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

2 hari lalu

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.


Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

2 hari lalu

Presiden terpilih Prabowo Subianto, saat ditemui usai mengumpulkan 45 tim hukum Prabowo-Gibran di kediamannya, Jl. Kertanegara No 4, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.


Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

4 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers ihwal antisipasi dampak konflik Iran-Israel di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat pada Kamis, 17 April 2024. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.


Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

4 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director International Finance Corporation (IFC) Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat, Ahad, 21 April 2024. Sumber: Instagram @smindrawati
Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?


Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

5 hari lalu

Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati memberikan pemaparan pada sebuah panel bertajuk
Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.


Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

6 hari lalu

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam konferensi pers ihwal antisipasi dampak konflik Iran-Israel di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat pada Kamis, 17 April 2024. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.


Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

8 hari lalu

Komandan Militer Iran Nyatakan Siap Hadapi Serangan Israel
Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.


ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

15 hari lalu

Logo ADB atau Asian Development Bank. (adb.org)
ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.