TEMPO.CO, Jakarta – Produsen pesawat yang berbasis di Amerika Serikat, Boeing Co, akan menggelar pertemuan dengan sejumlah maskapai pengguna Boeing bersama sejumlah regulator di Singapura pekan depan. Pertemuan itu rencananya turut dihadiri perwakilan dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Baca juga: Kata Boeing Soal Penyebab Ethiopian Airlines dan Lion Air Jatuh
“Saya sendiri yang akan hadir di sana,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti saat ditemui di kantor Kementerian Perhubungan, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat, 5 April 2019.
Polana akan hadir bersama Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Capt Aivirianto dan dua orang lainnya dari Kementerian. Dalam pertemuan yang digelar tiga hari mulai 7 Maret itu, Boeing akan menjelaskan soal technical update mengenai Manuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) Software Enhancement.
Dihubungi terpisah, Avirianto mengatakan Boeing juga dimungkinkan bakal menjelaskan ihwal temuannya terkait kecelakaan pesawat Boeing 737 seri Max 8-nya. Insiden itu berturut-turut menimpa dua maskapai besar, yakni Lion Air dan Ethiopian Airlines.
“Kalau agenda lengkapnya nanti di sana baru dikasih tahu,” ujar Avirianto, Jumat petang, melalui sambungan telepon.
Avirianto berharap, dalam perjumpaan bersama Boeing ini, pabrikan akan menjelaskan perangkat lunak terbaru yang dirilis sebagai bentuk pemutakhiran seri Max 8.
Adapun pertemuan Boeing, maskapai, dan regulator ini akan dihadiri langsung oleh CEO Boeing, Dennis A. Muilenburg. “Dia (Muilenburg) kabarnya akan datang untuk member pemaparan langsung,” ucapnya.
Maskapai Geruda Indonesia termasuk salah satu yang operator yang namanya turut tercantum dalam undangan Boeing. Namun, Direktur Utama Garuda Indonesia IGN Askhara Danadiputra mengungkapkan, pihaknya tidak akan mengirim perwakilan.
“Mengingat harus menjaga kepercayaan penumpang dan juga menghormati para keluarga korban kecelakaan Lion Air JT 610," kata Askhara pada Kamis, 4 April 2019.
Askhara mengatakan, kepercayaan penumpang Garuda dan masyarakat Indonesia pada umumnya telah hilang terhadap produk Boeing 737 Max 8. Hal tersebut terjadi seusai kejadian dua kecelakaan beruntun yang dialami pesawat jenis sama dalam kurun waktu 6 bulan terakhir.
Garuda menjamin akan tetap percaya kepada Boeing sebagai pabrikan pesawat. Akan tetapi, tidak pada produk Boeing 737 Max 8, demi keselamatan penumpang.
BISNIS