TEMPO.CO, Jakarta - Diversifikasi usaha yang dilakukan oleh emiten transportasi, PT Blue Bird Tbk. berhasil mendongkrak kinerja perseroan di tengah ketatnya persaingan bisnis taksi pada 2018. Sekretaris Perusahaan Blue Bird Michael Tene mengatakan bahwa pada 2018, kontribusi terbesar untuk pendapatan dan laba masih berasal dari segmen pelayanan taksi.
Baca juga: Blue Bird Gandeng Taksi Reguler di Yogyakarta
Michael mengungkapkan bahwa pada tahun tersebut tekanan persaingan pada bisnis taksi sudah berkurang. Selain itu, sepanjang 2018, emiten berkode saham BIRD tersebut terus berkonsentrasi untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen. “Terutama dari sisi teknologi, yaitu perbaikan di aplikasi My BlueBird dan juga kolaborasi dengan pihak-pihak lain,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat, 29 Maret 2019.
Di sisi lain, pendapatan dan laba perseroan terdongkrak melalui lini bisnis pada segmentasi nontaksi. Michael menyatakan dari segmen tersebut, perseroan mendapatkan kontribusi sebesar 20 persen untuk pendapatan dan laba pada 2018.
Pada saat yang sama, BIRD mengambil kesempatan bisnis baru yang ada pada sektor non taksi. Salah satunya memasok 430 unit sedan Toyota Camry, dan Mercedes Benz E200 untuk gelaran Pertemuan Tahunan IMF-WB.
Dalam laporan keuangan tahunan 2018, BIRD mencatatkan pendapatan Rp4,21 triliun, meningkat tipis 0,2 persen dari 2017 yakni Rp 4,2 triliun.
Beban pendapatan pada 2018 dapat ditekan oleh perseroan. Tercatat pada tahun tersebut beban pendapatan BIRD Rp 3,03 triliun, menurun 0,9 persen dari tahun sebelumnya Rp 3,06 triliun.
Emiten yang berfokus pada bisnis taksi itu mendapatkan laba kotor Rp 1,17 triliun pada 2018, tumbuh 3,5 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 1,13 triliun.
Sementara itu, beban usaha Blue Bird pada 2018 sebesar Rp 621,3 miliar, meningkat 8,95 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 570,23 miliar. Alhasil, BIRD berhasil mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 457,3 miliar, tumbuh 7,6 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 424,86 miliar.
BISNIS