TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan tidak semua hal bisa didigitalkan secara langsung. Kendati, saat ini teknologi sudah berkembang pesat.
Baca: Darmin Sebut di Daerah Penghasil Kelapa Sawit Turunkan Kemiskinan
Menurut dia, untuk bisa menyambungkan suatu persoalan dengan teknologi digital perlu adanya standardisasi tertentu. "Kalau kita tidak bisa melahirkan standar produknya, misalnya durian grade A itu seperti apa, maka kita tidak bisa menyambungkan itu dengan teknologi digital," ujar Darmin di dalam acara Smart Citizen Day di The Tribrata, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2019.
Darmin pun menyebut adanya aplikasi yang menghubungkan komoditas dari petani dengan pasar. Cara kerjanya, komoditas pertanian itu mesti dikumpulkan, diproses, dan dilakukan standardisasi Bila alur itu tidak dilaksanakan, menurut dia, banyak hal yang bisa terhambat.
"Misalnya ada drier padi, lalu petani dipersilakan menyewa drier, tetapi antar petani itu tidak mau padinya tercampur dengan yang lainnya, solusinya adalah ada pembelinya dulu, beli semua baru distandardisasi dan dibuat marketplace," kata Darmin.
Sejatinya, ujar Darmin, perekonomian berbasis digital tidak muncul begitu saja. "Tentu saja digital bukan sesuatu yang lahir di ruang kosong," tutur dia. Ia menyebut perlunya kegiatan yang sudah eksis terlebih dahulu sebelum dikombinasikan dengan teknologi digital.
Dari kombinasi kegiatan yang telah ada dan teknologi digital lahir berbagai produk model baru, misalnya teknologi finansial alias fintech, pinjaman online alias peer-to-peer lending, hingga e-commerce. "Itu semua pondasinya adalah kegiatan yang sudah ada."
Ke depannya, ekonomi digital memang menjadi salah satu sektor yang menjanjikan. Sebab, Darmin melihat perkembangan kegiatan digital yang terus berkembang di tengah lesunya perekonomian global.
"Ekonomi dunia belakangan ini sedang tidak fit, agak sakit, tetapi menariknya kegiatan digital terus berkembang," ujar Darmin. Pertumbuhan yang baik juga terlihat pada perkembangan ekonomi digital.
Lebih lanjut Darmin mengatakan ekonomi digital bakal melahirkan ekosistem baru, misalnya adalah kota pintar atau smart city. Pesatnya perkembangan ekonomi dan teknologi digital mendorong kota-kota di Indonesia bertransformasi menjadi smart city. Pasalnya, model tersebut bakal mendukung pesatnya hiruk pikuk di kota
"Di beberapa tempat kan sudah berkembang sedemikian rupa, misalnya lama cepatnya lampu lalu lintas itu sudah menggunakan smart technology," kata Darmin.