TEMPO.CO, Bandung -Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, tahun ini seluruh proyek Palapa Ring tuntas dengan rampungnya proyek Palapa Ring Paket Timur. “Nah ini (paket timur) progresnya hari ini 91 persen. Insya Allah di Kuartal II ini mudah-mudahan, tidak lebih dari bulan Mei atau Juni, konstruksi selesai,” kata dia di Bandung, Jumat, 22 Februari 2019.
BACA: Rudiantara Janji 1 Harga Layanan Telekomunikasi Via Palapa Ring
Rudiantara mengatakan, proyek Palapa Ring merentang sejak tahun 2005. Konsep proyek tersebut dirancang pada 2005-2006, bersamaan sempat dibentuk konsorsium yang akan mengerjakan proyek jaringan internet kabel optik yang menghubungkan seluruh daerah di Indonesia, tapi mandeg. Proyek tersebut dimulai lagi pada 2015. Proses tender dimulai pada 2016.
Proyek tersebut dibagi dalam tiga paket, yakni Paket Barat, Tengah, dan Timur. “Kemudian yang pertama Barat itu beroperasi, sudah selesai sejak tahun lalu di bulan Maret 2018. Kemudian Paket Tengah sudah selesai, beroperasi sejak Januari 2019, yang belum selesai itu Timur. Itu tantangannya paling tinggi,” kata Rudiantara.
Rudiantara mengatakan, pada proyek Palapa Ring Paket Timur harus membangun infrastruktur internet yang menghubungkan seluruh daerah di Papua dan Papua Barat. “Di Papua dan Papua Barat itu ada 41 kabupaten yang dibangun, itu pegunungan. Gak bisa narik kabel (serat optik) lewat gunung, jadi harus pakai Microwave,” kata dia,
Rudiantara mengatakan teknologi Microwave tersebut menggunakan frekwensi radio untuk menyambungkan jaringan internet dari satu menara menuju menara lainnya. “Kapasitas bandwith-nya 1 Gigabyte. Itu bisa dipakai untuk (mendukung) jaringan 4G dan 3G, kapasitas gede,” kata dia.
Kendati diakuinya kapasitas bandwith MIcrowave tersebut tidak sebesar kabel optik yang bisa menampung lalu-lintas jaringan koneksi hingga hitungan Terabytes. Kendala bandwith yang lebih kecil itu diklaim bisa ditingkatkan. “Yang kita bangun itu kapasitas besar. Kalau kurang tinggal upgrede ujungya. Saya simpan perangkat di ujungnya ini, tinggal di upgrade,” kata Rudiantara.
BACA: Palapa Ring Timur Akan Beroperasi Juli 2019
Rudiantara mengatakan perangkat MIcrovawe yang dibangun di Papua dan Papua Barat tersebut tidak bisa diangkut lewat jalan darat. “Towernya, perangkatnya tidak bisa dibawa jalan darat, harus pakai helkopter,” kata dia.
Menurut Rudiantara, bersamaan dengan rampungnya konstruksi proyek Palapa Ring Paket Timur, seluruh jaringan akan siap di integrasikan. “Sehingga pertengahan tahun ini, diintegrasikan seluruhnya. Itu progress Palapa Ring,” kata dia.
Rudiantara mengatakan, sebagian besar jaringan infrastruktur proyek Palapa Ring tersambung dengan kabel serat optik. “Fiber laut itu panjangnya 8 ribu kilometer, daratnya 4 ribu kilometer, ditambah Microwave, itu di pegunungan-pegunungan Papua,” kata dia.
Menurut Rudiantara, proyek Palapa Ring itu disiapkan untuk membangun koneksi jaringan internet kecepatan tinggi di Indonesia. “Seperti jalan tol,” kata dia.
Ia mengatakan pembiayaan proyek tersebut dibangun dengan skema KPBU (Kerjasama Pemerintah Dan Badan Usaha). “Bukan pemerintah yang membangun dan mengoperasikan, tapi di struktur dengan skema KPBU. Avaliability Payment (salah satu pendanaan skema KPBU) nanti yang harus dibayarkan mendekati Rp 21 triliun, dalam jangka waktu 15 tahun,” kata dia.
Menurutnya ada tiga konsorsium operator yang akan mengoperasikan masing-masing paket proyek Palapa Ring. Dia tidak merincinya. “Yaitu konsorsium tadi. Di barat swasta, di tengah BUMN, di timur swasta juga. Tahun ini operasional semua,” kata dia.
Sebelumnya, calon presiden petahana Joko Widodo atau Jokowi sempat menyinggung proyek Palapa Ring dalam debat calon presiden Minggu, 17 Februari 2019. Jokowi menegaskan pemerintah konsisten membangun infrastruktur agar semuanya tersambung, bukan hanya di jalan tol, pelabuhan, bandar udara, namun juga dalam konsep digitalisasi. "Kami sudah membangun Palapa Ring, broadband berkecepatan tinggi," kata dia.