Dari sekian banyak cara bunuh diri itu, Kepolisian mencatat gantung diri menjadi cara yang paling serng dipilih warga Gunung Kidul, yakni 73 persen. Sisanya dengan cara minum racun, masuk ke goa vertikal atau luweng, naik ke tower, dan terjun ke sumur.
Jaka menyebutkan beberapa orang yang bunuh diri justru punya latar belakang pendidikan yang baik. Itu artinya kesulitan ekonomi bukan faktor satu-satunya yang memicu seseorang untuk bunuh diri.
Suasana malam di Bukit Bintang, Pathuk, Gunungkidul, Yogyaakarta, Rabu, 5 September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Hal senada disampaikan oleh Ida Rochmawati. Psikiater Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari ini menyebutkan penyebab bunuh diri tak selalu hanya karena satu faktor. Hal ini disampaikan setelah ia menghabiskan waktu 17 tahun bekerja di Gunung Kidul dan melakukan riset kecil-kecilan untuk mencari tahu penyebab fenomena bunuh diri di daerah itu.
Ida berkeliling Gunung Kidul dan bertemu penduduk sana. Dari risetnya diketahui sebagian dari warga Gunung Kidul menganggap bunuh diri sebagai suatu fenomena yang lumrah. Dari penelitiannya itu, Ida mendapati jumlah kasus bunuh diri 20 tahun lalu hingga belakangan ini, angkanya tak jauh beda dan tak bergerak dari 20-30 kasus. “Tragis sekali. Ini artinya pemikiran bunuh diri telah diwariskan ke generasi selanjutnya,” kata dia.
Sebelumnya, Prabowo juga menyebut sejumlah daerah lainnya tempat banyak warga bunuh diri karena tak kuat menghadapi kesulitan ekonomi. Ia mengaku mendapat laporan bahwa seorang buruh tani meninggal dunia karena gantung diri di pohon jati di belakang rumahnya.
Prabowo mencontohkan, Pak Hardi, di Desa Tawangharjo, Grobogan, meninggal dunia karena gantung diri di pohon jati di belakang rumahnya. Hardi disebut gantung diri meninggalkan isteri dan anak karena merasa tidak sanggup membayar utang.
Baca: Timses Jokowi: Pidato Prabowo Aduk Emosi Publik Tanpa Data Akurat
Selama beberapa tahun terakhir ini, Prabowo mengaku telah mendengar belasan cerita tragis seperti yang dialami oleh Hardi tersebut. Kisah serupa juga terjadi pada seorang guru di Pekalongan yang gantung diri.