TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno mengatakan dalam membangun infrastruktur, pemerintah tidak harus mendanai dari utang luar negeri. Sandiaga ingin membuktikan bahwa tanpa utang pun infrastruktur bisa dibangun.
Simak: Sandiaga Uno Ingin Buktikan Bisa Membangun Tanpa Utang
“Saya membangun tol Cikopo-Palimanan 116 kilometer tanpa utang. Pak Darmin (Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution) dan Bu Sri Mulyani (Menteri Keuangan) mengakui itu,” kata Sandi di sela kampanye di sentra pedagang kaki lima Jalan Urip Sumoharjo, Surabaya, Selasa, 1 Januari 2019.
Baca: 22 Bank Gelontorkan Kredit untuk Tol Cipali
Menurut Sandi boleh-boleh saja pemerintah membangun infrstruktur, namun harus melibatkan dunia usaha dan stake holder. Dalam membangun infrastruktur itu, kata Sandi, fokus pemerintah harus pada pembukaan lapangan pekerjaan, bukan menambah beban utang negara.
Sandiaga mengklaim akibat pembangunan infrastruktur besar-besaran, utang pemerintah membengkak menjadi Rp 5.000 triliun lebih. “Kenapa ini tidak dilakukan (pemerintah membangun tanpa utang), karena ada kebijakan pro-penambahan utang,” katanya.
Sandiaga berujar bahwa bila Prabowo – Sandi terpilih sebagai presiden dan wakil presiden, fokus yang akan ia bangun ialah manusianya, bukan fisik atau infrastruktur. Ia bersikukuh pantang berutang untuk membangun. Alasannya, bila dana pembangunan diperoleh dari hasil utang, maka pemerintah mudah didikte asing.
Dampak lainnya, kata dia, tenaga kerja asing bakal mendapat peluang memegang sektor-sektor penting proyek pemerintah. “Kami tidak ingin didikte asing, kami tak ingin bergantung pada utang, sehingga peluang tenaga kerjanya diberikan kepada asing,” kata Sandiaga.
Sandiaga adalah salah satu pemegang saham di proyek jalan tol Cikopo-Palimanan melalui PT Saratoga Investama Sedaya atau SRTG. Saratoga memiliki anak perusahaan yaitu PT Interra Indo Resources yang menguasai 45 persen saham PT Lintas Marga Sedaya, pemegang konsesi pembangunan dan pengelolaan jalan Tol Cikopo - Palimanan. Pada awal 2017, Interra telah menjual sahamnya di PT LMS kepada anak usaha Astra.
Dikutip dari berita Tempo.co pada 2013, proyek jalan tol Cipali ini didanai dari kredit sindikasi 22 bank. Penyaluran kredit tersebut adalah bagian dari komitmen kredit sindikasi pimpinan BCA dan Bank DKI senilai Rp 8,8 triliun.
Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan pencairan kredit ini merupakan bentuk dukungan perbankan terhadap pembangunan infrastruktur. Direktur Pemasaran Bank DKI Mulyanto Wibowo berharap proyek itu berjalan lancar dan selesai tepat waktu. "Pembangunan proyek infrastruktur demi mendorong perekonomian nasional," katanya pada 2013 lalu.
Proyek jalan tol Cipali membentang sepanjang 116 km. Mulai dikerjakan pada 2011, oleh perusahaan patungan Indonesia dan Malaysia.
Sebelumnya Sandiaga kerap berkomentar soal utang pemerintah. Dia mengkritik pembangunan di era Jokowi yang banyak didanai oleh utang.