TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Istaka Karya (Persero) Sigit Winarto masih akan memastikan terkait detail kejadian pembunuhan terhadap pekerjanya di proyek pembangunan jembatan Kali Yigi dan Aurak, Kabupaten Nduga, Papua. Berdasarkan catatan yang ia punya, total pekerja di dua lokasi berjumlah 28 orang.
BACA: Kelompok Pembunuh 31 Pekerja Istaka Karya Sudah Diidentifikasi
"Mereka berasal dari Sulawesi Selatan, tapi nanti kami akan pastikan jumlah korban dan asal usulnya setelah selesai dievakuasi," ujar Sigit di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta, Selasa, 4 Desember 2018. Termasuk, ia juga akan mengkonfirmasi kabar mengenai adanya pegawai Istaka Karya yang berhasil kabur dari upaya pembunuhan itu.
Sigit mengatakan saat ini perseroan sedang berfokus pada evakuasi korban dari lokasi kejadian ke Wamena. Sebab, berdasarkan informasi yang ia terima, para korban masih belum bisa dievakuasi.
Anggota TNI di Papua. TEMPO/Rully Kesuma
Adapun Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyatakan bakal terbang ke Wamena, Papua, guna melihat kondisi setelah terjadinya pembunuhan itu.
"Rencananya Panglima TNI dan saya akan ke Wamena nanti malam untuk melihat kondisi di sana," ujar Basuk. Di samping itu, nanti malam juga akan dilakukan evakuasi terhadap korban untuk dibawa ke Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
BACA: Pembunuhan Pekerja di Papua, Menteri PUPR: Komunikasi dengan Warga Baik
Basuki mengatakan telah bertemu Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto guna membicarakan peristiwa itu. Menurut Basuki, Panglima Hadi telah mengirimkan pasukannya ke Papua beberapa jam lalu untuk mengecek informasi mengenai pembunuhan itu. "Jadi kami menunggu laporan yang lebih pasti mengenai kejadian dan korban," kata Basuki.
Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Musthofa Kamal mengatakan sebanyak 31 pekerja Istaka Karya diduga dibunuh kelompok bersenjata pada 2 Desember. Para pekerja PT Istaka Karya sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
Menurut keterangan Polda Papua, hingga, 3 Desember 2018, sekitar pukul 22.35 WIT sebanyak 24 orang dibunuh terlebih dahulu. Kemudian, sebanyak 8 orang sempat menyelamatkan diri ke rumah seorang anggota DPRD. Namun, delapan orang itu dijemput kelompok bersenjata. Tujuh di antaranya dibunuh, satu orang melarikan diri dan belum ditemukan.