Jakarta - Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ony Soerjo Wibowo menilai kerusakan pada pesawat terbang memang bisa terjadi sekalipun sudah dilakukan pengecekan seperti kasus Lion Air jatuh.
Baca juga: Klarifikasi Lion Air Soal Boeing 737 Max 8 yang Diduga Bermasalah
"Pesawat rusak itu biasa," kata dia saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Minggu, 4 November 2018. Ony mengibaratkan kerusakan pada pesawat dengan kerusakan pada mobil.
Dugaan kerusakan dikabarkan terjadi pada pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, pada Senin, 29 Oktober 2018. "Mobil kan ada yang ngadat lah, biasa. Hari ini ngadat, businya rusak, tapi yang diganti baterainya, kan luput. Kalau baterai diganti, busi enggak, kan tetap rusak," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, KNKT belum menentukan apakah terjadi human error atau kelalaian petugas dalam kecelakaan tersebut. Menurut dia, KNKT masih mendalami temuan-temuan yang saat ini diperoleh.
Sampai saat ini, seminggu pasca kejadian, KNKT telah berhasil mengunduh data Flight Data Recorder atau rekaman data penerbangan dari pesawat dengan jenis Boeing 737 MAX 8 tersebut. Di dalamnya, terdapat data 19 penerbangan terakhir dari pesawat dengan durasi total selama 69 jam.
Lalu, KNKT juga akan menunggu wreckage atau landing gear dan mesin dari pihak Badan SAR Nasional. Kedua barang itu ditemukan hari ini dan akan digunakan sebagai bahan investigasi. Terakhir adalah black box berisi data Cockpit Voice Recorder (CVR) yang sampai saat ini belum ditemukan.
Corporate Communications Strategic Lion Air Danang Mandala Prihantoro mengatakan, ada tiga pengecekan yang dilakukan pada setiap pesawat milik penerbangannya. Ketiga pengecekan itu telah dilakukan sesuai standar operasional, termasuk pada pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat.
"Pre-flight check, transit check, dan post-flight check," kata dia saat ditemui di pusat krisis keluarga korban di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur. Hasil dari ketiga pemeriksaan itu adalah adanya status safe to flight dari teknisi Lion Air. Tanpa itu, penerbangan tidak akan mungkin dilakukan.