Dia pun berharap dengan partisipasi di pasar modal akan semakin membuka banyak peluang untuk menarik minat investor, karena perusahaan telah lebih transparan mengelola kinerjanya. “Karena kalau masuk bursa pasti sudah ada yang mengatur, bagaimana membuat report, transparansi, dan good corporate governance (GCG).”
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan saat ini sejumlah BUMD maupun UKM daerah dinilai sudah cukup baik dan layak untuk melakukan IPO. “Yang potensinya besar itu untuk BUMD sektor perbankan dan jasa keuangan karena modalnya cukup besar, lalu sektor infrastruktur dan properti, sedangkan UKM yang menarik investor sektor kreatif, digital, dan pariwisata,” ucapnya.
Di satu sisi menurut dia, pemerintah juga perlu memberikan insentif atau bantuan lain. “Misalnya konsultan keuangan untuk menilai perusahaan, dan pendampingan yang sifatnya gratis agar banyak yang tertarik."
Adapun saat ini beberapa BUMD telah menapakkan kakinya sebagai emiten di bursa saham, di antaranya adalah Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) dan Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM). Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan kinerja dan performa saham keduanya tercatat cenderung positif.
“Laba bersih rata-rata mereka meningkat, mereka juga bisa mengendalikan risiko kredit macet (NPL)-nya,” katanya. Pengamat Pasar Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada menambahkan keduanya juga telah naik kelas dengan komitmen tata kelola GCG yang lebih baik. “Karena pertanggungjawabannya kepada publik, mereka tahu betul konsekusinya dan menjaga reputasinya.”
Simak terus berita tentang OJK hanya di Tempo.co