TEMPO.CO, Jakarta - Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyarankan para investor menghindari saham-saham Lippo. Saham Lippo, menurut William, mendapat sentimen negatif karena munculnya dugaan transaksi suap di emiten properti tersebut.
William memperkirakan saham Lippo akan semakin turun karena muncul dugaan tersebut. "Karena ternyata ada dugaan transaksi suap. Maka, sementara ini saham-saham Lippo sebaiknya dihindari dulu," kata William saat dihubungi, Selasa, 16 Oktober 2018.
Baca: IHSG Ditutup Menguat Ditopang Saham Kapitalisasi Besar Hari Ini
Kecuali, kata William, jika dugaan suap terbukti tidak ada, investor bisa masuk kembali dengan kondisi baru yang lebih pasti.
Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terkait dengan proyek Meikarta. Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan menyatakan OTT di Kabupaten Bekasi terkait dengan perizinan proyek Meikarta.
KPK telah mengamankan uang dalam bentuk dolar Singapura senilai Rp 1 miliar terkait dengan OTT di Kabupaten Bekasi, Minggu, 14 Oktober 2018. "Kami menduga ada transaksi terkait dengan proses perizinan properti di Bekasi. Sampai saat ini setidaknya lebih dari Rp 1 miliar dalam dolar Singapura dan rupiah yang diamankan sebagai barang bukti," ucap Basaria.
Kepala Riset Koneksi Capital, Alfred Nainggolan, mengatakan adanya kasus OTT ini menambah daftar tekanan pada emiten properti Grup Lippo, seperti PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK).
Secara sektoral, emiten-emiten properti di pasar saham masih belum menunjukkan pemulihan, baik secara fundamental maupun kinerja harga sahamnya. Menurutnya, dengan adanya kasus OTT, prospek kedua emiten tersebut menjadi sangat negatif.
Bila terbukti Grup Lippo terlibat dalam kasus korupsi tersebut, harga saham dan likuiditasnya kemungkinan akan terus memburuk. Apalagi, Mahkamah Konstitusi sudah memungkinkan korporasi menjadi terdakwa sebagai pelaku kejahatan korupsi.
Menurutnya, dalam kondisi ketidakpastian yang akan meningkat ini, investor kedua emiten sebaiknya melepas kepemilikannya. Pasalnya, ruang penurunan harga saham kedua emiten masih sangat besar ke depan seiring perkembangan pemberitaan tentang kasus tersebut.
“Lebih bagus keluar untuk sementara sampai fix betul ke arah mana kasus ini, seberapa besar dampak finansialnya, dan seberapa besar exposure kasus ini pada image perusahaan,” katanya.
Berdasarkan data di RTI Bussines, sejak awal tahun laju saham Lippo Karawaci (LPKR) turun sebanyak 40,57 persen.LPKR sempat menyentuh angka di level 1.840 pada tahun 2013 lalu. Tak ayal penurunan saham LPKR seiring dengan amblesnya laba emiten properti sejak 5 tahun lalu.
Sentimen negatif saham ini juga disumbang dari arus kas LPKR yang minus sebanyak Rp 579 miliar. Saat ini nilai pasar LPKR tercatat sebesar Rp 6,65 triliun.
HENDARTYO HANGGI | BISNIS | ANTARA