TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Bali siap mengerahkan seluruh komponen masyarakat untuk menyukseskan perhelatan Rapat Rutin IMF - World Bank, Oktober mendatang.
Baca juga: IMF-World Bank Meeting Digelar, Ekonomi Bali Tumbuh 65,4 Persen
“Terlebih, dengan pendekatan spiritual keagamaan dan tradisi yang dimiliki masyarakat Bali, diharapkan pertemuan itu akan berlangsung nyaman dan sangat aman,” tutur Gubernur Bali I Wayan Koster di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 17 September 2018.
Gubernur yang belum lama dilantik itu bangga dan terhormat lantaran provinsinya ditunjuk menjadi tempat kegiatan berkumpulnya Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari 189 negara. Terlebih, menurut dia, Bali juga sudah berpengalaman menyambut kegiatan berskala besar macam itu.
"Sebagai sebuah daerah wisata, Bali memang sudah siap untuk menyambut jalannya pertemuan IMF - World Bank," kata Koster.
Koster menyebut akan mengambil langkah nyata dengan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung gelaran ini. Salah satu caranya adalah dengan menyebarkan informasi acara tersebut dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat, sampai ke tingkat paling bawah, termasuk desa.
Koster berharap dengan segala upaya tersebut, informasi mengenai tujuan dan manfaat gelaran itu tersampaikan ke masyarakat. “Karena untuk Bali, manfaat dari penyelenggaraan tersebut sudah sangat terasa. Bali kebagian pembangunan infrastruktur, underpass, bandara, wisata MICE,” ujar Koster.
Perhelatan itu juga diproyeksi bakal mendongkrak pertumbuhan ekonomi Bali dari 5,9 persen menjadi 6,54 persen. Belum lagi perhelatan itu juga dipastikan akan membuka banyak lowongan pekerjaan bagi masyarakat.
"Pasti dari sisi lain, karena melibatkan begitu banyak peserta, yakni 19.800 plus pendukung, maka kamar penuh, butuh makan, sehingga ekonomi kerakyatan di Bali betul-betul bergerak,” kata Koster.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan berujar saat ini persiapan perhelatan akbar itu sudah mencapai 94 persen. Berbagai pembangunan infrastruktur kini sudah dirampungkan, mulai dari pembangunan underpass hingga pelebaran lapangan terbang. "Sebab 1 juta penumpang yang datang itu sama dengan US$ 1 miliar," kata dia.
Luhut berharap melalui rapat rutin IMF - World Bank ini Indonesia bisa lebih dikenal dunia dan berdampak kepada stabilitas perekonomian dalam negeri. "Perhelatan ini disebut yang terbesar dan tersiap pelaksanaannya, bila ditinjau sejak 1946."