TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan kondisi perbankan saat ini masih aman meski nilai tukar rupiah terhadap dolar saat ini melemah hingga mencapai Rp 14.820.
Baca juga: Rupiah Melemah, Rini Soemarno Siapkan Sejumlah Langkah
"Ini insya Allah temporary, sementara. Ini kan karena sentimen negatif," katanya seusai bertemu Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 3 September 2018.
Wimboh menuturkan, Presiden Jokowi berpesan agar para menteri bersama OJK dan Bank Indonesia meningkatkan koordinasinya dalam menghadapi kondisi ini. Wimboh berujar presiden ingin para menteri bisa memberikan penjelasan pada publik untuk meredam kekhawatiran.
"Kan semua kan punya plan yang bagus. Nanti kami akan bersama-sama dengan Menteri Keuangan dan Gubernur BI untuk melakukan komunikasi publik," tuturnya.
Menurut Wimboh, komunikasi publik saat ini menjadi strategi khusus nomor satu. Selain itu pemerintah tetap fokus untuk mendorong ekspor dan membatasi impor.
Wimboh kembali meyakinkan jika kondisi ini hanya berlangsung sementara. Meski publik melihat nilai tukar sudah Rp 15.000, hal ini bisa diatasi lewat komunikasi yang baik. "Makanya komunikasi. Ini kan sementara," ujarnya.
Pemerintah bergerak cepat seusai rupiah berada di level terendah sejak 1998. Presiden Jokowi yang siang tadi masih berada di Lombok, Nusa Tenggara Barat, bergegas ke Jakarta dan mengumpulkan para menterinya untuk rapat di Istana.
Dalam rapat yang membahas soal ekonomi di antaranya terkait melemahnya rupiah ini, hadir Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Wimboh.