"Dia akan mengembangkan ekosistem agar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masyarakat sub-urban dan pedesaan mendapat nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi," kata Rudiantara.
Menurut Rudi, pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi di pedesaan akan lebih berguna dibanding di perkotaan. Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak juga menyoroti strategi untuk memperluas akses bagi masyarakat untuk memperoleh pembiayaan (inklusi keuangan) di luar sistem perbankan. "Terobosan harus dilakukan dengan memanfaatkan kanal dari 175 juta orang Indonesia yang minimal memiliki satu ponsel."
Darmin Nasution meminta Jack Ma menjelaskan strategi untuk membiasakan masyarakat menggunakan sistem pembayaran nontunai di e-commerce. Pasalnya, indeks inklusi keuangan Indonesia pada 2016 secara total baru mencapai 67,82 persen. Adapun indeks inklusi perbankan sebesar 63,63 persen. "Ini kami koordinasikan dengan Strategi Nasional Keuangan Inklusif," kata Darmin, yang juga menjabat Ketua Panitia Pelaksana Peta Jalan E-commerce.
Pemerintah pun meminta Ma mendampingi penyiapan tenaga kerja ahli, khususnya di bidang pemrograman usaha rintisan (start-up). Sejumlah pengusaha mengeluhkan minimnya pemrogram lokal yang andal. Alibaba mengundang pemerintah berkunjung ke kantor pusatnya di Hangzhou untuk melakukan riset dan pelatihan pengembangan e-commerce Cina.
Kepala Divisi Edukasi, Sumber Daya, dan Perlindungan Konsumen Asosiasi E-commerce Indonesia, Even Alex Chandra, mengatakan pengusaha tak perlu khawatir atas keterlibatan Jack Ma dalam pengembangan e-commerce nasional. "Paling tidak mereka memberikan transfer pengetahuan ke perusahaan lokal."