TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi Partai Gerindra dan PKS menyoroti target pertumbuhan ekonomi di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan wakilnya, Jusuf Kalla. Dalam pidatonya pada 16 Agustus 2018, Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2019 akan menyentuh 5,3 persen.
Baca: Jokowi Gandeng Maruf Amin Jadi Cawapres, Ini Tanggapan Adik Ahok
"Padahal pertumbuhan ekonomi yang tinggi sangat diperlukan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat. Pertumbuhan yang tinggi dapat memberikan semangat pada rakyat," ujar juru bicara Fraksi Gerindra, Ramson Siagian, dalam sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, 28 Agustus 2018.
Ramson lantas mengingatkan bahwa pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menjanjikan pertumbuhan ekonomi 7 persen. Janji itu disampaikan sejak Jokowi berkampanye. Harapannya, pertumbuhan ekonomi yang menjulang itu bisa meningkatkan kemakmuran rakyat.
"Sampai tahun kelima atau tahun terakhir, program pembangunan Kabinet Kerja atau tahun terakhir Jokowi - JK juga masih jauh dari janji pertumbuhan ekonomi 7 persen," ujar Ramson.
Sejauh ini, pemerintah masih belum mampu mencapai target yang ditetapkan setiap tahun. Pada 2015, pertumbuhan ekonomi tercatat 4,79 persen dari target 5,7 persen. Setahun setelahnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,0 persen dari target 5,2 persen.
Pada 2017, target pertumbuhan 5,17 persen juga tidak tercapai. Pemerintah hanya mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi di level 5,07 persen. Adapun pada 2018, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan 5,2 persen pada akhir tahun.
"Fraksi Gerindra sangat mengharapkan pemerintah Jokowi - JK dapat merealisasikan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen di 2019 serta 5,2 persen di 2018," ucap Ramson. "Namun, jika melihat kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan mengelola sumber daya alam Indonesia, Gerindra masih tanda tanya apakah dapat direalisasikan atau tidak."
Di samping itu, Ramson mengatakan fraksinya sepakat dengan target pemerintah bahwa inflasi dijaga di level 3,5 persen. Apalagi pemerintah berencana meningkatkan penerimaan pajak secara signifikan tahun depan.
Pertumbuhan ekonomi juga menjadi sorotan Fraksi PKS. Melalui juru bicaranya, Adang Sudrajat, PKS menyebutkan realisasi pertumbuhan ekonomi sejak awal era Jokowi hanya berkisar 5 persen alias di bawah target 7 persen, yang digaungkan pada masa kampanye.
"Ada gap dua persen lebih, artinya Jokowi - JK gagal penuhi janji ekonomi. Target tahunan pun selalu gagal dicapai," tutur Adang. Karena itu, kata dia, akhirnya indikator kesejahteraan masyarakat pun sulit dicapai.