TEMPO.CO, Jakarta - PT Wijaya Karya (WIKA) menandatangani kontrak pengerjaan proyek renovasi Istana Presiden Niger senilai 20 juta Euro atau sekitar Rp 332 miliar.
Baca juga: Wijaya Karya Incar 2 Proyek Bendungan Senilai Rp 2 Triliun
Penandatanganan kontrak proyek renovasi Istana Presiden Niger dilakukan oleh Direktur Operasional III PT Wijaya Karya Destiawan dan Kepala Kabinet Niger Ouhoumoudou Mahamadou, disaksikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia A.M. Fachir seperti disampaikan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, 10 Agustus 2018.
"Proyek ini bersejarah dan memiliki nilai strategis mengingat inilah proyek pertama PT WIKA di kawasan Afrika Sub-Sahara," ujar Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir dalam sambutan singkat seusai menyaksikan penandatanganan kontrak.
"Saya yakin setelah proyek ini akan ada lagi proyek-proyek berikutnya, baik di bidang infrastruktur atau bidang lain yang potensial," katanya menambahkan.
Baca juga: Wijaya Karya Bersiap Garap Proyek Jalan Tol Layang Wiyoto Wiyono
Proyek renovasi Istana Presiden Niger merupakan hasil konkret dari kunjungan kenegaraan Presiden Niger yang telah dilaksanakan pada Oktober 2017.
Dalam perhelatan Indonesia-Africa Forum di Bali pada 10-11 April 2018 juga telah dilakukan penandatanganan kesepakatan awal proyek renovasi tersebut.
Dalam pelaksanaan proyek itu, PT Wijaya Karya akan memanfaatkan fasilitas pembiayaan dari Indonesia Eximbank, yang perwakilannya juga turut hadir menyaksikan penandatanganan kontrak.
ANTARA