TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memprediksi neraca perdagangan pada Juni 2018 ini belum surplus seperti proyeksi Bank Indonesia. Ekspor komoditas atau nonmigas belum mampu membalikkan neraca yang defisit.
"Ini masalah perjuangan kita. Saya rasa belum jika dilihat dari total ekspor dan impor karena migas itu perdagangannya defisit," katanya, Rabu, 11 Juli 2018.
Baca juga: Darmin: Neraca Pembayaran Defisit, Penyakit darii 30 Tahun Lalu
Bank Indonesia menegaskan peluang surplus neraca perdagangan di atas US$1 miliar pada Juni 2018 masih terbuka lebar. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan perkiraaan sebelumnya sebesar US$900 juta merupakan hasil dari pengumpulan data di minggu pertama dan kedua Juni. "Ini bisa lebih tinggi dari US$1 miliar," ungkap Perry.
Dengan data ini, BI akan mengkalkulasi kembali perhitungan defisit transaksi berjalan pada kuartal II/2018. Kendati demikian, Perry menegaskan bank sentral telah melihat adanya potensi pelebaran defisit pada kuartal kedua kali ini yang dipengaruhi oleh faktor musiman.
Defisit transaksi berjalan tersebut dapat menyempit pada kuartal selanjutnya. Dengan demikian, dia menegaskan BI tetap melihat defisit transaksi berjalan tidak akan melampaui 2,5 persen.
Sebelumnya, BI memperkirakan defisit transaksi berjalan akan mencapai 2,3 persen pada tahun ini, lebih tinggi dari perkiraan awal sebesar 2,1 persen. "Kami proyeksi 2,3 persen, sehingga net external demand-nya khusus konsumsi itu 4,9 persen, membuat [PDB] growth tidak bisa 5,3 persen," ujarnya.