TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mendukung pemerintah melakukan pengembangan dalam Making Indonesia 4.0. Dia menjelaskan setiap pertumbuhan ekonomi membaik, impor dari produk industri naik lebih cepat. Sehingga, neraca pembayaran mulai defisit. “Ini penyakit dari 30 tahun lalu,” kata dia dalam sambutannya di Industrial Summit 2018, Rabu, 4 April 2018.
Darmin menjelaskan pada masa sebelum pemerintahan Joko Widodo, investasi akan dikurangi ketika perekonomian masuk dalam fase over heating. Di mana kapasitas ekonomi tidak lagi mengimbangi pertumbuhan ekonomi.
Untuk mendorong pertumbungan ekonomi, saat ini pemerintah mendorong lima sektor untuk memasuki industri digital. Menteri Perindustrian Airlangga Hertanto mengatakan diimplementasikan strategi tersebut, akan mendorong pertumbuhan ekonomi hingga tiga ribu kali lipat.
Simak: Menteri Darmin: Secara Historis Pilkada Positif Bagi Perekonomian
Airlangga menyerahkan pemetaan 10 langkah dalam pengembangan industri 4.0. untuk mengembangkan industri manufaktur yang berdaya saing global. “Antara lain infrastruktur kita tangani,” kata dia.
Sepuluh langkah tersebut antara lain, mencakup perbaikan alur barang dan material, membangun zonasi industri yang komprehensif, mengakomodir standar keberlanjutan, memberdayakan industri kecil dan menengah, dan membangun infrastuktur digital Indonesia.
Selanjutnya, menarik minat investor asing, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pembangunan ekosistem inovasi, insentif untuk investasi teknologi, serta harmonisasi aturan dan kebijakan.”Indonesia berkomitmen mengimplementasikan Making Indonesia 4.0,” ujar Airlangga.
Dalam peresmian Making Indonesia 4.0 Presiden Joko Widodo optimis, perekonomian akan meningkat hingga tiga ribu kali, seperti yang dikatakan Arilangga. “Revolusi industri akan menghadirkan lapangan kerja baru, ini adalah sebuah peluang besar,” tutur dia dalam sambutannya didampingi Menteri Darmin.