TEMPO.CO, Jakarta - Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) berencana memasarkan beras saset ukuran 200 gram ke seluruh wilayah Indonesia pada September 2018. Saat ini, produk seharga Rp 2.500 per saset itu baru dipasarkan di beberapa daerah, antara lain Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa tengah, dan Sulawesi Selatan.
"September kami targetkan sudah semua wilayah," ujar Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Bulog, Imam Subowo, di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Jakarta, Senin, 9 Juli 2018.
Baca juga: Bulog: Beras Saset 200 Gram Rp 2.500 Laris di Jawa Barat
Kehadiran beras saset itu, kata Imam, sesuai dengan tugas utama Bulog, yaitu menjamin ketersediaan beras di mana-mana. Dengan demikian, masyarakat akan mudah mencari beras.
Saat ini, Imam mematok target ketersediaan beras renceng itu. "Target kita sih ketersediaan dulu," ujar Imam. Dia mendorong agar beras itu bisa tersedia di banyak titik penjualan.
Daerah yang sudah dipastikan menyediakan beras renceng saat ini adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Sulawesi Selatan. Selain itu, dalam waktu dekat, beras dalam kemasan ekonomis itu juga akan diproduksi di Nusa Tenggara barat, dan Bengkulu.
Mengenai harga, Imam mengatakan beras saset itu akan dibanderol dengan harga sama di seluruh Indonesia, yakni Rp 2.500 per saset. Ia mengatakan akan terus mengevaluasi harga tersebut. "Yang pasti Bulog enggak boleh rugi, tapi targetnya ketersediaan," ujar Imam.
Ia yakin beras kemasan ekonomis itu akan laris di pasaran. Misalnya, untuk para pekerja harian yang uangnya hanya cukup untuk membeli beras per hari, maupun untuk pegiat alam bebas yang membawa beras untuk perbekalan.
"Nanti kami evaluasi terus," ujar Imam. Sejauh ini, ia mengatakan berdasarkan data Bulog yang ia miliki, 11 ton beras saset telah didistribusikan di Jawa barat, sementara di Jawa Timur 8 ton. "Ini baru bulan sekarang ya, ini akan terus bergerak."