TEMPO.CO, Jakarta - Menteri PUPR atau Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono membeberkan alasan pemerintah getol membangun infrastruktur. Basuki menyatakan infrastruktur yang memadai dapat menekan biaya pengeluaran ekspor.
"Infrastruktur akan mengurangi biaya logistik," kata Basuki saat memberikan kuliah umum di Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat, Minggu, 20 Mei 2018. "Bukan untuk gagah-gagahan."
Baca juga: PUPR: Tarif Jalan Tol Akan Didiskon Saat Lebaran 2018
Pemerintah gencar membangun jalan tol, khususnya menjelang mudik Lebaran 2018. Pemerintah menargetkan pembangunan jalan tol sepanjang 1.852 kilometer selama 2014-2019. Adapun saat ini pemerintah baru membangun 870 kilometer jalan tol. Target lain adalah membentangkan 2.650 kilometer jalan baru dan 30 kilometer jembatan baru.
Menurut Basuki, pembangunan infrastruktur dilakukan guna menumbuhkan perekonomian. Sokongan utama pertumbuhan ekonomi di antaranya ekspor dan investasi.
Pemerintah, ucap Basuki, masih bisa menjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Namun aktivitas ekspor-impor perlu didukung dengan infrastruktur memadai agar menekan biaya logistik.
Basuki menjelaskan, biaya logistik ekspor di Malaysia dan Thailand lebih murah ketimbang Indonesia. Alhasil, produk Indonesia tak dapat bersaing dengan produk dari negara tetangga. "Jadi, pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing kita," ujar Basuki.
Alasan lain, pembangunan infrastruktur untuk memeratakan pembangunan antara di wilayah Indonesia barat dan timur. Hingga kini, menurut Basuki, masih ada kesenjangan dalam pembangunan infrastruktur antara di wilayah barat dan timur.
Sejak zaman penjajahan Belanda, pembangunan infrastruktur masif hanya di wilayah barat. Sedangkan di wilayah timur terabaikan.
"Makanya, sekarang program pembangunan infrastruktur di barat lebih banyak pemeliharaan. Di wilayah timur, pembangunan baru termasuk trans-Papua," tutur Menteri PUPR.