TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Indosat Tbk. Joy Wahjudi mengatakan bahwa kebijakan registrasi kartu prabayar berdampak buruk pada kinerja perusahaan. "Sudah kita antisipasi akan berdampak di akhir Februari dan akhir April," kata Joy di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu, 9 Mei 2018.
Joy menjelaskan, akibat kebijakan tersebut, pendapatan dan jumlah pemakai kartu Indosat menurun. Pada triwulan I 2018, pelanggan seluler Indosat turun menjadi 96 juta dibandingkan dengan triwulan IV 2017 yang mencapai 110 juta pelanggan.
Baca: Nomor Terblokir Karena Tak Registrasi Ulang Bisa Diaktifkan Lagi
Walhasil, pendapatan operasional pada triwulan I tahun 2018 tercatat Rp 5,7 triliun. Angka itu menurun 22,9 persen dari pendapatan di triwulan IV tahun 2017 yang mencapai Rp 7,3 triliun.
Perusahaan sebetulnya tak tinggal diam. Sejak muncul rencana kebijakan registrasi kartu, Joy mengatakan Indosat sudah mengubah pola bisnis. Mulai Januari 2018, Joy berujar Indosat tidak lagi menjual kartu perdana berisi kuota.
Artinya, kartu yang bersifat bebas aktivasi telah dihentikan penjualannya. "Kalau yang di pasar sekarang, kartu perdana itu diisi toko, bukan yang saya isi, dari pabrik atau original," kata Joy.
Joy juga menyebutkan bahwa penurunan pendapatan Indosat juga disebabkan menurunnya pengguna layanan telepon dan SMS yang beralih ke data seluler. Menurut Joy, penurunan dua layanan itu terjadi seiring perkembangan smartphone dan aplikasi perpesanan yang berbasis data seluler.
"Jadi, satu sisi ada penurunan legacy bussines ditambah lagi dengan peraturan yang membuat free activation menjadi in efektif, karena Mei di-block (yang tidak melakukan registrasi kartu prabayar)," kata Joy.