TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan ini diprediksi masih akan diwarnai tekanan. Analis senior Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambada, memperkirakan kisaran level support IHSG akan berada pada level 5.700-5.725, dan resisten 5.812-5.825. Adapun pekan sebelumnya IHSG berada di level support 5.825-5.886 dan resisten 5.966-5.987.
"Masih adanya kekhawatiran membuat IHSG kembali kehilangan kesempatan untuk dapat kembali menguat meski posisinya telah berada di area oversold," ujar Reza, dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Ahad, 6 Mei 2018. Reza menuturkan minimnya sentimen positif yang signifikan di satu sisi mampu mengangkat IHSG dan membuat pelaku pasar kembali melakukan aksi jual. "Ini menyebabkan pelemahan masih dapat terjadi."
Simak: Pernyataan Menteri Darmin Picu Penguatan IHSG
Reza mengatakan, di tengah kondisi tersebut, sentimen dari dalam negeri diharapkan dapat lebih positif. Khususnya yang bersumber dari nilai tukar rupiah diharapkan lebih terbatas penurunannya. "Peluang rebound dapat kembali terjadi jika didukung oleh aksi beli," katanya. Namun pelemahan tetap harus diwaspadai seiring dengan aksi jual yang masih terus terjadi.
Reza berujar pekan ini masih cukup berat bagi rupiah untuk dapat mengimbangi laju dolar Amerika Serikat untuk bergerak positif. "Perlu sentimen yang dapat menahan pelemahan lebih lanjut sehingga rupiah dapat menemukan momentum kenaikan kembali," ujarnya. Peluang rupiah bergerak positif kembali dapat lebih terbuka sepanjang laju dolar Amerika tak kembali berfluktuasi. Laju rupiah sepanjang pekan ini diperkirakan berada pada rentang support 13.955 dan resisten 13.910.
Seperti diketahui, laju rupiah pekan kemarin masih berada di jalur pelemahan setelah terapresiasinya dolar Amerika karena sentimen internal dari makro ekonomi Amerika. Rupiah tercatat terdepresiasi 0,34 persen dari sebelumnya 0,11 persen. Laju rupiah sempat melemah hingga berada di posisi 13.973 atau di bawah level sebelumnya 13.930. Sedangkan level tertinggi yang dicapai berada di angka 13.875.
Selanjutnya, dari pasar obligasi, dapat dipertimbangkan untuk berinvestasi melalui lelang surat utang negara (SUN) pada 8 Mei. Pemerintah akan menawarkan lima seri obligasi negara, dengan jumlah indikatif SUN yang dilelang Rp 17 triliun dengan target maksimal Rp 25,5 triliun. Kelima SUN tersebut adalah Seri SPN12180809 (penerbitan kembali), Seri SPN12190510 (penerbitan baru), Seri FR0063 (penerbitan kembali), Seri FR065 (penerbitan kembali), dan Seri FR075 (penerbitan kembali).
Wakil Presiden Departemen Riset PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memprediksi, memasuki pekan kedua Mei, IHSG tetap berpotensi menguat dan berada di kisaran level 5.760-6.002. "Pola pergerakan IHSG masih terlihat sedang menguji support level sebelum kembali berusaha menggapai resistance level," ucapnya. Hal itu ditopang oleh kondisi perkonomian yang masih stabil di tengah pelemahan pasar global dan risiko nilai tukar. "Senin pagi IHSG berpotensi mengalami technical rebound."
Prediksi IHSG yang masih menurun pekan ini juga diungkapkan analis Artha Sekuritas Indonesia, Frederik Rasali. "Kami melihat IHSG masih akan mengalami penurunan karena Indeks masih tertekan oleh sentimen negatif geopolitik perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina, di mana hasil pertemuan kedua belah pihak belum menemui titik temu," katanya. Selain itu, saham-sama kategori big caps masih mendapat tekanan akibat minggu perdagangan yang lebih singkat. "Kami menyarankan trader mengincar saham-saham middle caps," ujarnya. Dia memperkirakan IHSG akan berada di kisaran support 5.751 dan resisten 5.891.