TEMPO.CO, Jakarta - Corporate Secretary PT Garuda Indonesia (Persero) Henki Heriandono menanggapi beberapa tuntutan yang dikemukakan Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia (Sekarga). Dia mengatakan tuntutan tersebut merupakan hak karyawan.
Atas tuntutan digantinya Direktur Personalia, Henki mengatakan penentuan susunan dan struktur direksi Garuda Indonesia merupakan kewenangan penuh pemegang saham dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara. Dia menjelaskan, pemegang saham juga telah mengakomodasi tuntutan Serikat Karyawan sebelumnya terkait dengan pengurangan jumlah direktur.
Baca: Ancam Mogok, Karyawan Garuda Tuntut Direktur Personalia Dicopot
Menurut Henki, penyesuaian susunan direksi yang diputuskan pada rapat umum pemegang saham 2018 tersebut untuk mempertimbangkan tantangan bisnis yang ada. Lalu, menyesuaikan dengan volume bisnis perusahaan yang terus meningkat sejalan dengan ekspansi bisnis yang dijalankan perusahaan.
Henki menjelaskan, tuntutan karyawan dimulai dari kinerja keuangan yang menjadi sorotan. Menurut dia, Garuda telah berhasil menekan tren kerugian dari US$ 99,1 juta pada kuartal pertama 2017 menjadi US$ 38,9 juta pada kuartal kedua 2017.
Selain itu, ucap Henki, Garuda Indonesia telah berhasil membukukan laba operasi sebesar US$ 61,9 juta pada periode kuartal ketiga 2017. “Jumlah itu naik 216,1 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya,” ujarnya.
“Hal tersebut menjadi prioritas manajemen sebagai bagian dari upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif,” tuturnya dalam keterangan tertulis, Rabu, 2 Mei 2018.
Sebelumnya, Sekarga menuntut diadakannya mediasi antara karyawan dan direksi PT Garuda. Mereka menganggap kerugian hingga US$ 213.389.678 pada 2017 disebabkan oleh kegagalan direksi dalam mengelola perusahaan.
Ketua Umum Sekarga Ahmad Irfan Nasution menyatakan ada tiga permasalahan internal yang berdampak pada pelayanan terhadap pelanggan. "Yaitu masalah operasional, keuangan, dan hubungan industrial," katanya.
Selain itu, Corporate Affairs Asosiasi Pilot Garuda Kapten Eric Ferdinand menjelaskan, pergantian direktur tersebut didasari oleh anggapan karyawan terhadap beberapa orang direktur Garuda yang tidak mengerti permasalahan perusahaan.
Eric menjelaskan, ada sekitar 1.500 pilot yang tergabung dalam asosiasi tersebut. Jika permintaan mereka tidak ditanggapi, mereka akan melakukan mogok kerja.
Baca berita tentang Garuda lain di Tempo.co.