TEMPO.CO, Jakarta - Serikat Karyawan PT Garuda Indonesia (Sekarga) mengancam akan mogok kerja jika tuntutan mereka tidak dikabulkan manajemen Garuda. Salah satu tuntutan mereka ialah dicopotnya Linggarsari Suharso dari jabatannya sebagai Direktur Personalia Garuda.
“Tuntuan kami enggak muluk-muluk, bukan masalah kesejahteraan,” kata Ketua Umum Sekarga Ahmad Irvan Nasution di Resto Pulau Dua, Jakarta, Rabu, 2 Mei 2018.
Baca juga: Karyawan Ancam Mogok Kerja Terkait Garuda Rugi US$ 213 Juta
Menurut Ahmad, tuntutan pencopotan tersebut disebabkan perilaku Linggarsari dianggap tidak mumpuni untuk mengemban tanggung jawab sebagai salah satu direktur di Garuda. “Yang jelas, kurangi jumlah direksi dan direktur personalia diganti,” tuturnya.
Hubungan tidak harmonis antara Linggarsari dan karyawan Garuda, kata Ahmad, disebabkan kebijakan kekaryawanan yang dibuat tidak didiskusikan lebih dulu dengan perwakilan karyawan. Sekarga menganggap Linggarsari tidak layak menjadi salah satu pemimpin di Garuda.
Di tempat yang sama, Ketua Harian Sekarga Tomy Tampati mengatakan ada beberapa hal yang dituntut karyawan PT Garuda Indonesia. Menurut mereka, Direksi Garuda telah gagal mengelola perusahaan. "Ini sudah kami ingatkan dan masih terjadi," kata Tomy.
Tomy mengatakan kegagalan tersebut terkait dengan perubahan sistem penjadwalan kru yang berimbas pada pembatalan dan penundaan penerbangan. "Hal ini masih terjadi hingga saat ini," ucapnya.
Selain itu, menurut Tomy, jabatan Direktur Kargo, yang diangkat pada 2016, tidak diperlukan. Alasannya, Garuda tidak memiliki pesawat kargo dan penambahan direktur tersebut membebani pengeluaran perusahaan.
Direktur Personalia juga dikeluhkan karyawan. Menurut Tomy, direktur tersebut banyak mengeluarkan kebijakan yang bertentangan dengan perjanjian kerja. "Sehingga menimbulkan perselisihan dan berakibat suasana kerja tidak kondusif," ujarnya.
Menanggapi ancaman mogok kerja tersebut, Linggarsari, dalam keterangan tertulis, mengatakan membuka ruang diskusi antara karyawan dan direksi atas permasalahan ini. “Pada prinsipnya, kami membuka ruang seluas-luasnya kepada rekan Sekarga dan APG untuk berdiskusi dan bermusyawarah,” ujar Direktur Personalia Garuda tersebut.