TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati atau Sri Mulyani menjelaskan alasannya menunjuk kembali JP Morgan Chase Bank sebagai dealer utama Surat Utang Negara. Pemerintah sempat memutus hubungan kemitraan dengan JP Morgan pada awal tahun lalu karena merilis hasil riset yang menurunkan peringkat surat utang Indonesia dari overweight menjadi underweight.
Sri berujar usai peristiwa itu JP Morgan telah mengubah sikapnya dengan meninjau ulang semua hasil riset yang mereka lakukan, mengubah protokol, dan memperbaiki mekanisme penelitiannya.
Baca juga: Sri Mulyani Kembali Tunjuk JP Morgan Sebagai Dealer Utama SUN
"Setelah evaluasi satu tahun kami menganggap bahwa itu adalah sesuatu perubahan positif dan kami mengembalikan lagi JP Morgan di dalam sebagai bank persepsi dan salah satu dealer SUN," kata Sri di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 2 Mei 2018.
Sri Mulyani menuturkan siapapun yang ingin menjadi mitra pemerintah Indonesia harus menjaga hubungan dan membantu mempromosikan hal-hal baik. Sebabnya pemerintah menuntut JP Morgan Chase Bank juga melakukan hal itu. "Kalau pun membuat research, adalah research yang berguna bagi kita semua," ucapnya.
Ia menuturkan Indonesia adalah negara besar dengan pertumbuhan ekonomi dan program pembangunan yang baik. Sebabnya pemerintah ingin ada hubungan timbal balik yang saling menghormati dan menguntungkan dengan seluruh mitra.
"Dalam kerja sama ini yang penting adalah platformnya apa. Presiden Jokowi ingin menciptakan ekonomi maju dan bergerak sehat, ingin memberi kesemptan kepada semua pihak untuk bisa bekerja bawa modal ke sini dan menciptakan kesejahteraan," ucap Sri Mulyani.
Pagi tadi Sri Mulyani mendampingi Presiden Jokowi menerima kunjungan CEO JP Morgan Jamie Dimon di Istana Merdeka, Jakarta. Ia berujar Presiden Jokowi dan Dimon berdiskusi mengenai pandangan mereka soal perekonomian dunia saat ini.
Managing Director sekaligus Senior Country Officer Indonesia JP Morgan, Haryanto T. Budiman, menuturkan diskusi antara pihaknya dengan Jokowi dan Sri Mulyani yang berlangsung selama 45 menit berjalan dengan baik. "Kami diskusi banyak sekali, termasuk diskusi cyber security, investment, terkait dengan hal-hal pengurangan birokrasi," tuturnya.