TEMPO.CO, Jakarta - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 16,6 triliun dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2017 yang dilaksanakan di Hotel Four Seasons, Jakarta Selatan pada Jumat, 27 April 2018. Pembagian dividen tersebut usai Telkom mencatat laba bersih sebesar Rp 22,1 triliun sepanjang 2017.
Dividen tersebut merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir. “Sepanjang 2017, Telkom berhasil membukukan kinerja yang cukup memuaskan,” kata Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga melalui keterangan tertulisnya yang diterima Tempo pada Jumat, 27 April 2018.
Rapat tersebut menyetujui dividen sebesar 75 persen dengan rincian 60 persen atau sebesar Rp 13,3 triliun merupakan dividen tunai. Sebesar 15 persen atau Rp 3,3 triliun merupakan dividen spesial. Sementara itu, sisanya sebesar 25 persen atau Rp 5,5 triliun merupakan laba ditahan.
Simak: 20 Tahun Melantai di Bursa, Ini yang Diinginkan Telkom
Dividen tunai dan dividen spesial akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan per 11 Mei 2018 pukul 16.15 WIB. Sedangkan dividen tunai dan dividen spesial akan dibagikan secara sekaligus sebelum 31 Mei 2018.
Sepanjang 2017, pendapatan Telkom mencapai Rp 128,3 triliun atau tumbuh sebesar 10,2 persen dibanding tahun 2016. Sedangkan EBITDA tumbuh 8,6 persen menjadi Rp 64,6 triliun dan laba bersih naik 14,4 persen menjadi Rp 22,1 triliun. Dari sisi profitabilitas, margin laba bersih meningkat 17,3 persen. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat profitabilitas dapat terjaga dengan baik.
“Kinerja keuangan yang baik tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk terus tumbuh di tengah persaingan industri telekomunikasi di Indonesia yang semakin ketat,” kata Alex.
Pertumbuhan pendapatan Perseroan didorong oleh kontribusi pendapatan dari segmen Data, Internet & IT Service yang tumbuh sebesar 28,7 persen, dengan kontribusi sebesar 43,2 persen dari total pendapatan. Pertumbuhan layanan Data, Internet & IT Service meningkat seiring dengan semakin tingginya penggunaan smartphone, bertambahnya pelanggan IndiHome secara signifikan dan meningkatnya layanan ICT Solution untuk pelanggan korporasi.
Sementara itu beban operasional dan pemeliharaan meningkat sebesar 17,1 persen seiring dengan pembangunan infrastruktur broadband meliputi backbone, mobile dan fixedline yang semakin agresif.
Sementara itu, entitas anak usaha Telkomsel juga mencatat pertumbuhan yang cukup sihnifikan. Pada akhir 2017, pelanggan Telkomsel tercatat sebanyak 196,3 juta orang.
Pertumbuhan Telkomsel didukung oleh bisnis digital yang meningkat sebesar 28,7 persen dari 2016. Pertumbuhan tersebut seiring dengan semakin tingginya pengguna smartphone dan meningkatnya konsumsi data pelanggan Telkomsel. Pendapatan tersebut didominasi oleh bisnis data yang naik sebesar 28,2 persen dan layanan digital yang naik sebesar 33,6 persen dari 2016. Bisnis digital ini berkontribusi sebesar 42,3 persen dari total pendapatan Telkomsel, meningkat dari 35,4 persen pada 2016.
Pada bisnis fixedline, Telkom terus mengembangkan layanan fixed broadband IndiHome yang telah menunjukan hasil yang positif. Pada akhir 2017 pelanggan IndiHome mencapai hampir 3 juta pelanggan, tumbuh sebesar 82,6 persen dari tahun sebelumnya. Dari sisi pendapatan IndiHome mencatatkan pendapatan sebesar Rp8,2 triliun, tumbuh 48,1 persen dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan bisnis IndiHome tersebut diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan Perseroan di masa mendatang.
Hingga akhir Desember 2017, Capital Expenditure (CAPEX) Telkom mencapai Rp 33,2 triliun. Belanja modal tersebut sebagian besar digunakan untuk membangun BTS 3G/4G guna memperkuat bisnis seluler, jaringan backbone dan akses fiber optic serta satelit untuk memperkuat bisnis broadband dan layanan digital.
Selanjutnya pada tahun 2018, Telkom menetapkan Capex yang berkisar 23 persen hingga 25 persen dari target revenue dengan fokus alokasi bagi infrastruktur backbone, fixed dan mobile broadband.