TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan pemerintah akan menambah jumlah Bank Wakaf Mikro. Saat ini, jumlahnya baru 20 bank. "Ini akan kami tambah 20 lagi," kata dia di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 28, Maret 2018.
Jokowi menuturkan ingin layanan perbankan ini bisa menjangkau lebih banyak masyarakat. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga awal Maret ini, Bank Wakaf Mikro telah menyalurkan pembiayaan ke 2.784 nasabah dengan jumlah Rp 2,45 miliar.
Bank Wakaf Mikro, yang dimulai di sekitar pondok pesantren, memberikan pembiayaan kepada pengusaha mikro dan kecil tanpa agunan dengan bagi hasil setara 3 persen. Bank juga menyediakan pelatihan dan pendampingan serta pola pembiayaan yang dibuat per kelompok atau tanggung renteng.
Jokowi berharap masyarakat tak lagi mengalami kesulitan meminjam uang untuk berusaha. "Yang tadinya lari ke bank keliling bisa masuk ke bank wakaf," ujarnya.
Selain menambah jaringan, Jokowi berencana meningkatkan plafon pinjaman. Rencana ini didasarkan atas permintaan nasabah yang membutuhkan modal usaha lebih besar.
Saat ini, batas maksimal pinjaman yang diberikan Rp 1 juta. "Kalau prospek usahanya bagus, bisa Rp 5 juta, bisa Rp 10 juta," ucap Jokowi.
Ketua OJK Wimboh Santoso menyatakan akan mempertimbangkan kenaikan plafon pinjaman. Untuk sementara, dia mengatakan plafon bisa fleksibel. "Disesuaikan dengan kebutuhan nasabah," tuturnya. Jika butuh Rp 2 juta, misalnya, dia menuturkan bank masih bisa mengabulkan permohonan nasabah tersebut.
Jokowi menyatakan Bank Wakaf Mikro nantinya tak hanya dibangun di pondok pesantren. Dia berujar banyak komunitas lain yang juga menginginkan bank seperti ini dan berpotensi didanai.