TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menargetkan penyerapan beras bisa mencapai 2,2 juta ton hingga Juni 2018. Penyerapan itu dianggap sangat penting untuk mengisi cadangan beras pemerintah di gudang Bulog, paska lebaran Juni mendatang hingga masa panen kembali.
"Kalau cadangan beras pemerintah kuat, kedaulatan pangan kita akan semakin kokoh. Makanya, sekarang inilah saatnya gudang-gudang Bulog diisi,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi lewat keterangan tertulisnya pada Sabtu, 3 Maret 2018.
Simak: Jokowi Minta Pembagian Rastra Dipercepat, Bulog Akan Kalang Kabut
Kemarin, 2 Maret 2018, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, operasi pasar besar-besaran memang sangat diperlukan disamping membeli gabah dan beras dari petani, agar stok tetap ada usai lebaran Juni mendatang. "Sehingga Juni diharapkan masih ada sejuta ton lebih beras di bulog untuk menghadapi Juli, Agustus, sampai panen lagi," kata Darmin saat ditemui Tempo di kantornya pada Jumat, 2 Maret 2018.
Hal tersebut disampaikan Darmin menyusul perintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi agar harga bahan pangan, terutama beras dapat kembali normal sebelum memasuki bulan puasa dan lebaran yang disampaikan Jokowi dalam rapat internal bersama presiden dan sejumlah menteri kabinet kerja di Istana Kepresidenan, Jumat, 1 Maret 2018. "Presiden meminta untuk mengembalikan harga pangan sebelum lebaran sebelum harga bergejolak karena ini sudah mau puasa, mau lebaran" kata Darmin Nasution.
Untuk itu, lanjut Darmin, pihaknya akan mengambil sejumlah langkah mengingat waktu sudah sangat singkat menjelang puasa dan lebaran pada bulan Mei dan Juni mendatang. Di antaranya, mempercepat sampainya beras sejahtera (Rastra) dan melakukan operasi pasar.
Pada 1 Maret 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya penurunan harga gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) di tingkat petani pada Februari 2018. Sementara harga beras untuk kualitas premium, medium, dan kualitas rendah di tingkat penggilingan masih mengalami kenaikan. "Penurunan harga GKP dan GKG tersebut terjadi karena di beberapa wilayah di Indonesia mulai memasuki masa panen, meski belum panen raya," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto di kantornya, Kamis, 1 Maret 2018.
Catatan BPS, rata-rata harga GKP di tingkat petani tercatat Rp5.207,00 per kilogram atau turun 3,84% dan di tingkat penggilingan Rp5.305,00 per kilogram atau turun 3,70% dibandingkan dengan harga gabah kualitas yang sama pada Januari 2018. Sementara itu, rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp5.961,00 per kilogram atau turun 0,68%. Sementara di tingkat penggilingan Rp6.094,00 per kilogram atau turun 0,08%.
Untuk rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan tercatat sebesar Rp10.382,00 per kilogram atau naik sebesar 0,31% dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Untuk rata-rata harga beras kualitas medium naik menjadi Rp10.215,00 per kilogram, atau sebesar 0,37%. "Sedangkan rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan sebesar Rp9.987,00 per kilogram atau naik sebesar 1,99%," kata Suhariyanto.