TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan nilai tukar rupiah awal pekan ini diprediksi masih akan melanjutkan tren apresiasi. Analis Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan rupiah memiliki peluang kenaikan. Namun, ucap dia, adanya pergerakan apresiasi dari dolar Amerika Serikat berpotensi mengganggu peluang kenaikan tersebut.
"Pergerakan rupiah kali ini diprediksi mampu melampaui target resisten yang mengindikasikan mulai adanya dorongan naik, meski terbatas," ujar Reza di Jakarta, Senin, 26 Februari 2018.
Baca: Volatilitas Rupiah Makin Sempit Selama 17 Tahun Terakhir
Rupiah diestimasikan bergerak dengan kisaran level support 13.685 dan resisten 13.659 per dolar Amerika. Menurut Reza, kenaikan kembali rupiah tersebut masih harus kembali diuji ketahanannya untuk dapat melanjutkan pergerakan positifnya.
Dalam perdagangan pasar valas di Asia pada pekan sebelumnya, laju rupiah tercatat menghijau. Menguatnya nilai tukar rupiah ini bisa terjadi meski dolar juga tercatat menguat.
Selain itu, pasar tampaknya merespons positif pemberitaan terkait dengan calon tunggal Gubernur Bank Indonesia dari dalam BI sendiri. Di sisi lain, rupiah mendapat sentimen positif dari pertumbuhan kredit perbankan hingga Januari 2018 yang telah tumbuh 7 persen (YoY).