TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono membantah maraknya kecelakaan kerja dalam beberapa bulan terakhir akibat pengerjaan proyek dengan cara kejar tayang. Menurut dia, pengerjaan infrastruktur di Indonesia masih dilakukan dalam proses pengerjaan yang wajar.
"Tidak ada hubungan antara mempercepat kerja dan kecelakaan kerja," kata Basuki saat ditemui di acara ground breaking jalan tol Padang-Pekanbaru di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Jumat, 9 Februari 2018. Basuki hadir menemani Presiden Jokowi, meresmikan jalan tol sepanjang 254,8 kilometer tersebut.
Baca: PUPR Targetkan 100 Persen Akses Aman Air Minum di 2019
Sebelumnya, kritik datang dari anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Nurhasan Zaidi. Ia menilai pembangunan infrastruktur tidak seharusnya dilakukan dengan cara kejar tayang, agar tidak menimbulkan kecelakaan kerja. "Pembangunan yang serentak dan kejar tayang pasti menimbulkan beban moral bagi siapapun termasuk penyedia jasa kontruksi," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa, 6 Februari 2018.
Zaidi mengacu pada kecelakaan kerja dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia yang terus berulang. Dalam tujuh bulan terakhir, setidaknya terjadi 12 kecelakaan di berbagai proyek, mulai dari jalan tol hingga Light Rail Transit (LRT). Terakhir, kecelakaan terjadi di proyek jalur ganda kereta cepat atau double-double track Jakarta Bandung di Matraman, Jakarta Timur, Ahad, 4 Februari 2018.
Basuki mengatakan, proyek infrastruktur di Indonesia terkesan cepat karena memang sedang banyak pengerjaan dalam satu waktu. Padahal, kata Basuki, Indonesia masih kalah dibandingkan dengan negara tetangga. "Kita ini belum apa-apa kerjanya," ujarnya.
Lebih jauh Basuki juga membandingkan, pembangunan jalan tol di Indonesia hanya 1.000 kilometer dalam lima tahun, masih lebih rendah dibanding negara tetangga seperti Filipina yang memiliki target 4.000 kilometer jalan terbangun dalam satu tahun. "Belum lagi Malaysia dan Cina. Jadi kalau soal percepatan, Indonesia belum cepat," kata Basuki.
Namun Kementerian PUPR, kata Basuki, tidak tinggal diam. Evaluasi telah dilakukan di semua lini, mulai dari waktu pengerjaan hingga sumber daya manusia. Ia mengakui, mayoritas kecelakaan konstruksi terjadi pada hari libur dan malam hari. "Mungkin kami akan relaksasi dulu, kalau pekerjaan berat jangan malam hari," tuturnya.