TEMPO.CO, Semarang - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meminta data keluarga penerima manfaat (KPM) beras sejahtera (rastra) diperbaiki. Pasalnya, penyerapan rastra tahap pertama di Jateng tak mencapai 100 persen.
"Saya ingin per 3 bulan data di-update agar tepat sasaran. Ini yang sangat membutuhkan dikasih 10 Kg per KK (Kepala Keluarga) ya? Diharapkan yang menerima adalah mereka ryang sangat membutuhkan," ungkap Ganjar di kegiatan pemuncuran bansos rastra 2018 di Jalan Pahlawan, Jumat 9 Februari 2018.
Simak: Jokowi Minta Kartu Rastra Jangan Ditambah Dulu
Ganjar juga meminta kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) Devisi Regional (Divre) Jateng untuk memantau ketersediaan beras, agar harga tidak melonjak. Warga mampu juga diminta tidak mengambil hak rastra orang lain.
Kepala Perum Bulog Divre Jateng-DIY, Djoni Nur Ashari mengatakan, dalam tahap 1 penyaluran rastra 2018 terdapat 2.437.680 KPM yang tersebar di 29 kabupaten di Jateng. Jumlah beras yang disalurkan sebanyak 424.378.800 Kg.
"Penyaluran kepada KPM baru 93,76 persen karena ada kendala dasar perubahan penerima manfaat yang tidak sesuai penerima rastra. Kondisi di lapangan masih divalidasikan," ucap Djoni.
Penerima manfaat rastra, kata Djoni, menerima beras kualitas medium. Soal pengendalian ketersediaan beras, penyaluran beras masih memiliki harga yang berbeda di beberapa daerah Jateng.
"Di Cilacap dan Banymas masih berbeda harganya, sekitar Rp10.500 sampai Rp11.000. Di daerah lain sudah stabil di harga Rp9.500 sampai Rp10.500," ucap Djoni. Di Jateng sendiri kini ada 8.000 lebih titik distribusi rastra.