TEMPO.CO, Jakarta - Kilang Bontang akan diprioritaskan untuk memproduksi gasolin seperti Premium, Pertalite, dan Pertamax, seiring dengan upaya mengurangi produksi diesel dan permintaan bahan bakar bensin yang masih tinggi.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ardhy N. Mokobombang, mengatakan perseroan memperkirakan produksi bensin dan avtur akan menjadi fokus utama. Pasalnya, permintaan domestik untuk kedua produk itu, terutama bensin, masih terus tumbuh.
“Ekspor produk bensin dan avtur masih belum ditentukan, kami lihat mungkin ada ekses produksi yang bisa diekspor. Kami akan prioritaskan dan terbuka untuk permintaan dalam negeri terlebih dulu,” ujarnya pada Selasa, 30 Januari 2018.
Baca juga: Perusahaan Cina Bidik Kilang Bontang
Produksi bensin menjadi prioritas utama karena melihat permintaan produk itu masih lebih besar ketimbang avtur saat ini.
Ardhy menyebutkan, perseroan akan mengurangi produksi untuk diesel karena menyesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri. Permintaan diesel juga terus berkurang saat ini.
“Nantinya, kami perkirakan produksi diesel akan mengalami ekses cukup besar. Namun, kepastiannya tergantung hasil dari RDMP (refinery development master plan) juga,” ucapnya.
Dalam pembangunan Kilang Bontang, Pertamina menggandeng Overseas Oil & Gas (OOG) LCC, perusahaan asal Oman, dan Cosmo Internasional Pte. Ltd., perusahaan asal Jepang. Nantinya, mereka akan membuat perusahaan patungan untuk membangun Kilang Bontang.