TEMPO.CO, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia bertekad menggaet lebih banyak investor saham domestik pada tahun ini. Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan otoritas pasar modal memiliki sejumlah strategi untuk mewujudkan hal ini.
Dia mengatakan pasar tradisional merupakan tempat berpeluang untuk menggaet investor domestik. Tito bercerita tentang pengalamannya bertemu dengan seseorang yang memiliki usaha membuat sandal dari ban bekas.
Orang tersebut, menurut Tito, memiliki portfolio efek sebesar Rp 1,4 miliar. "Itu fakta, jangan anggap enteng mereka yang buka lapak itu. Mereka punya kemauan untuk menabung dan ingin lebih (dengan investasi)," katanya, Kamis, 25 Januari 2018.
Untuk menggenjot minat investor lokal, kata Tito, pihaknya melakukan tiga hal, yaitu optimasi, aktivasi, dan edukasi. Optimasi akan terjadi jika penyelesaian transaksi saham berubah dari T+3 menjadi T+2, atau dari tiga hari menjadi dua hari.
Tito berujar, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah melakukan finalisasi mengenai aturan percepatan transaksi ini. Selain itu, BEI akan mengucurkan dana untuk tiga perusahaan dengan modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) di atas Rp 250 miliar. "Jadi ada dana Rp 3 triliun masuk pasar. Ini mengoptimasikan supaya mereka ada transaksi," ujar Tito.
Langkah kedua yang akan dilakukan adalah mengaktivasi transaksi investor domestik. Tito berujar, dari 126.601 investor domestik baru sepanjang 2017, baru sekitar 65 persen yang aktif bertransaksi. "Artinya, sudah buka account, tapi perlu aktivasi. Nah, ini perlu tambahan edukasi," kata Tito.
Adapun terkait dengan edukasi, Tito mengatakan BEI akan menambah Galeri Investasi di sejumlah pasar tradisional. Dia berujar saat ini BEI telah memiliki sekitar 300 galeri yang tersebar di sejumlah lokasi.
Tito menargetkan jumlah tersebut bertambah menjadi 400 galeri sepanjang tahun ini. "Bulan depan kami buka di pasar tradisional. Kami mulai dari Bogor," ujarnya.