TEMPO.CO, Jakarta – Perencana keuangan dari MRE Financial & Business Advisory, Andy Nugroho, melihat kenaikan harga emas dalam dua sampai tiga tahun belakang tidak setinggi pada lima tahun sebelumnya. Sebagai pilihan investasi jangka panjang, harga emas memang akan terus naik.
“Tren ke depan juga masih akan tinggi,” kata Andy saat dihubungi, Senin, 22 Januari 2018. Menurut dia, emas memang bisa menjadi salah satu investasi yang diandalkan. Namun, untuk mereka yang ingin return jangka pendek, emas tidaklah cocok.
Baca: Harga Emas Terus Naik Tiga Hari Terakhir
Selain itu, jika ingin berinvestasi emas, Andy menyarankan untuk membeli dalam bentuk emas batangan. “Kalau bisa, jangan dalam bentuk perhiasan,” ujarnya. Ia menjelaskan, jika membeli dalam bentuk perhiasan dan suatu saat ingin menjual kembali, memang harganya tetap tinggi, tapi tidak akan setinggi jika menjualnya dalam bentuk batangan.
“Beberapa pedagang melihat ‘ah, bentuknya udah enggak update’,” tutur Andy.
Bila sudah memilih emas sebagai investasi, ada dua pilihan untuk membeli emas. Masyarakat bisa membeli emas secara tunai di ANTAM. Namun, jika tidak memiliki uang tunai, Anda bisa tetap membeli emas dengan cara mencicil melalui pegadaian atau bank-bank syariah.
“Jadi emasnya dititipkan di tempat, tapi kita tetap dapat surat keterangan pemilik emas itu. Nanti kalau sudah lunas, diambil,” ujar Andy. Membeli secara cash atau mencicil bisa menjadi opsi, tergantung dari kemampuan keuangan tiap-tiap orang.