TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Agus Andiyani mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan dua mekanisme terkait dengan rencana pemerintah mengimpor 500 ribu ton beras. "Ada dua mekanisme, yaitu lelang dan penunjukan langsung. Penunjukan langsung, kalau dalam kondisi emergency, dibolehkan. Kalau lelang, dalam kondisi normal," kata Agus, di gedung PTPN, Jakarta, Senin, 15 Januari 2018.
Kenaikan harga terjadi pada beras medium di sejumlah titik, dari Jakarta, Jawa Barat, sampai Jawa Tengah. Agung menyebut salah satu penyebab harga naik adalah sejumlah kelompok tani ingin menjual beras produksi mereka di harga premium. Alhasil, pasokan beras medium di pasaran pun berkurang meski produksinya mencukupi.
Baca Juga:
Untuk menstabilkan harga, pemerintah tetap berencana mengimpor beras. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito menyatakan pemerintah akan melakukan impor beras dari Vietnam dan Thailand sambil menunggu panen raya pada Februari-Maret.
Agus menjanjikan pihaknya akan mengumumkan keputusan yang terbaik pada esok hari, Selasa, 16 Januari 2018. Menurut dia, pemerintah menegaskan agar proses pertimbangan dilakukan berdasarkan harga beras dan gabah petani. "Dua-duanya harus dipertimbangkan secara seimbang sehingga semua jadi aman," katanya.
Di sisi lain, Agus menuturkan, pihaknya tengah menjalin komunikasi dengan pihak Thailand dan Vietnam terkait dengan kebutuhan impor beras Indonesia. "Saya bilang persiapan. Sudah pasti ada pembicaraan. Mereka punya stok berapa, kita butuh berapa," ucapnya.
Selain itu, Agus menjamin PPI akan mengajak para mitra pedagang beras terdahulu yang telah lama menjalin kerja sama dengan PPI. Hal itu bertujuan agar beras yang diimpor nantinya bisa terdistribusi dengan baik.