TEMPO.CO, Jakarta - Kekuatan nilai tukar rupiah masih belum terpatahkan hingga akhir perdagangan hari kelima berturut-turut, Kamis, 4 Januari 2018. Sore ini, rupiah ditutup menguat 0,39 persen atau 53 poin di Rp 13.422 per dolar Amerika Serikat.
Rupiah berhasil memimpin penguatan mayoritas mata uang lainnya di Asia hari ini, diikuti baht Thailand 0,32 persen dan won Korea Selatan yang menguat 0,24 persen.
Adapun indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau bergerak di zona merah dengan pelemahan 0,16 persen atau 0,152 poin ke 92,010 pada pukul 16.58 WIB.
Dilansir dari Reuters, data manufaktur dan konstruksi AS berikut rilis risalah rapat kebijakan The Federal Reserve yang digelar pada Desember 2017 berhasil mendorong penguatan dolar AS.
Baca juga: Rupiah Akhiri Perdagangan Tahun 2017 dengan Penguatan
Risalah rapat The Fed mengakui penguatan yang solid dalam pasar tenaga kerja AS dan ekspansi dalam aktivitas ekonomi, meski tetap terdapat kekhawatiran di antara pembuat kebijakan tentang inflasi yang terus-menerus rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa The Fed akan terus melakukan pendekatan bertahap dalam menaikkan suku bunga, juga dapat mempercepat lajunya jika inflasi meningkat.
Meski demikian, analis tetap skeptis terhadap prospek jangka pendek untuk dolar, mengingat kenaikan suku bunga telah banyak diantisipasi. Beberapa juga mengatakan inflasi AS dapat mendorong The Fed akan lebih lambat dalam menaikkan suku bunga.
Pagi tadi, rupiah dibuka dengan apresiasi 0,06 persen atau 8 poin di posisi 13.467. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di Rp 13.406–13.482 per dolar AS.