TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono mengatakan pemandangan yang indah di Bendungan Jatibarang menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan. Karena itu, kata Basuki, wajar jika kini menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Semarang.
"Daya tarik bagi wisatawan disamping bendungan dan pemandangan alam, juga terdapat obyek wisata Goa Kreo yang dihuni oleh satwa terutama kera," kata Basuki dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Rabu, 3 Januari 2018.
Baca: Bangun 936 Panel Surya, Menteri Basuki: Bisa Hasilkan Listrik 300 KWH
Basuki melanjutkan untuk mendukung hal tersebut, ia melakukan pengecekan terhadap kebersihan dan penggunaan gedung pengelola bendungan. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan penghijauan dan penanaman pohon pada kawasan hijau bendungan.
"Di antaranya pohon buah-buahan seperti pisang yang sekaligus menjadi sumber makanan bagi satwa-satwa yang ada," kata dia.
Namun demikian, kata Basuki, banyaknya keberadaan satwa termasuk kera di sekitar bendungan juga menjadi tantangan tersendiri bagi Kementerian PUPR. Hal ini karena saat ini di Bendungan Jatibarang tengah dibangun 936 panel surya yang ditargetkan mampu menghasilkan menghasilkan listrik sebanyak 300 KWH.
"Banyak sekali satwa-satwa seperti kera akan menjadi tantangan dalam perawatan dan pengoperasian panel surya,” ujar Basuki.
Bendungan Jatibarang terletak di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah dan mulai dibangun sejak Oktober 2009 dan pada 4 Mei 2015 dikeluarkan izin operasinya oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Bendungan Jatibarang akan menjadi proyek percontohan untuk mengoptimalkan aset bendungan, yakni selain untuk mencegah banjir, pengairan, sumber listrik sekaligus sebagai obyek wisata bagi masyarakat.
Bendungan ini sendiri memiliki luas genangan sebesar 189 hektar dengan volume tampung total 20,4 juta m3. Bendungan direncanakan menjadi sumber air baku untuk wilayah Kota Semarang Barat sebesar 1.050 liter/detik.
Fungsi utama bendungan untuk penyediaan air baku dan pengendalian banjir di Kota Semarang yang melalui Kali Kreo, Kali Garang, dan Banjir Kanal Barat. Dengan bendungan ini diharapkan mampu mengurangj risiko banjir di Kota Semarang sebesar 2,7 juta m3.
Pembangunan Bendungan Jatibarang membutuhkan biaya Rp 655 miliar yang dikerjakan oleh kontraktor PT. Brantas Abipraya, PT. Waskita Karya, PT. Wijaya Karya KSO (Kerjasama Operasi). Di samping itu, bendungan Jatibarang ini memiliki potensi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) sebesar 1,5 Megawatt.