TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap tahun politik tidak lantas membuat pelaku perekonomian Indonesia menjadi pesimistis. Dalam dua tahun ke depan, Indonesia bakal menghadapi Pemilihan kepala daerah serentak pada 2018 serta pemilihan umum dan pemilihan presiden pada 2019
Pada 2018, kata dia, Indonesia bakal menghadapi 171 pemilihan kepala daerah. "Dan itu daerah yang jadi mesin perekonomian yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Bali yang jadi pusat perhatian," kata dia di Hotel Shangri-La, Jakarta, 22 November 2017.
Baca juga: Faisal Basri: Ekonomi Indonesia Makin Kontet
Dia mengajak para pelaku ekonomi untuk berpikir dari sisi positif. Pasalnya, menurut Sri, Indonesia sudah berkali-kali melewati siklus politik dan selalu berakhir bagus. Menurut dia, bangsa Indonesia telah memiliki kedewasaan terkait hal itu. Dia juga menilai politisi Indonesia telah paham siklus politik itu.
Sri Mulyani membandingkan siklus politik di Indonesia dengan siklus politik di semua negara. "Always nasty and ugly di semua negara," kata dia. Yang bisa membedakannya, kata Sri, adalah bagaimana bisa kembali bersatu begitu siklus itu berakhir dan bersama-sama menjalankan program yang ditawarkan kandidat.
Ekonom Senior INDEF Didik J Rachbini mengatakan kekacauan politik bukan halangan untuk bisnis. Dia menyoroti peristiwa penangkapan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Setya Novanto sebagai tersangka kasus dugaan korupsi e-KTP, yang dinilainya tidak berdampak apa-apa pada urusan bisnis. "Novanto dipasung enggak terjadi apa-apa," ujar dia.
Selanjutnya dia melihat Jepang yang telah berganti perdana menteri sebanyak delapan kali, namun tetap bisa stabil. "Hanya saja dulu ketika Pak Harto (Presiden Soeharto) turun, hancur semua. Industri yang dulu kencang, sekarang enggak bergerak," kata Didik tentang perekonomian Indonesia.