TEMPO.CO, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengumumkan Pencatatan Obligasi I senilai Rp 2 triliun. Direktur Keuangan PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan penawaran obligasi tersebut mendapatkan penawaran sebanyak Rp 5,2 triliun dari masyarakat atau melebihi 2,5 kali lipat.
“55 persen, atau Rp 1,1 triliun itu akan kita gunakan untuk penyelesaian Kereta Api Bandara Soekarno Hatta,” kata Direktur Keuangan PT KAI Didiek Hartantyo, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu 22 November 2017.
Didiek mengatakan, dari dana hasil obligasi tersebut 45 persennya akan digunakan untuk pembelian atau pengadaan kereta baru. PT KAI disebut telah memesan 438 unit kereta kepada PT Inka. Didiek mengatakan perseroan telah memesan 20 kereta di 2017.
Baca: Perkembangan Proyek Kereta Bandara Soekarno-Hatta Sudah 94 Persen
Penawaran tersebut adalah perdana bagi KAI dengan porsi obligasi sebesar Rp 2 triliun dan dibagi menjadi dua seri di mana Seri A berjangka waktu lima tahun dengan indikasi tingkat kupon obligasi 7,75 persen per tahun. Sedangkan Seri B berjangka waktu tujuh tahun dengan tingkat indikasi kupon obligasi adalah sebesar 8,25 persen.
"Bunga obligasi dibayarkan triwulan 30/360, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi," kata dia.
Obligasi I ini memperoleh peringkat kredit idAAA yang diberikan Pefindo. Dalam pencatatan obligasi ini, PT KAI bekerja sama dengan PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Sekuritas dan PT BCA Sekuritas.
Pada triwulan III tahun 2017, total aset PT KAI mencapai Rp 28 triliun dengan pertumbuhan total aset sebesar 11,37 persen. Untuk pertumbuhan total liabilitas sebesar 11,13 persen dan pertumbuhan total ekuitas 11,75 persen.