TEMPO.CO, Jakarta - PT Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) dan beberapa bank melakukan kerja sama kemitraan dengan warung-warung tradisional. Kerja sama tersebut adalah dalam hal pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Rekening Koran (KRK), pendampingan dan penyuplaian barang dari Alfamart ke warung tradisional.
“Kita sudah ada 1900 toko Alfamart yang menjadi hub untuk penyuplai barang ke warung-warung,” kata President Direktur Alfamart Anggara Hans Prawira, di Kantornya, Cikokol, Tangerang, Sabtu 18 November 2017.
Simak: Alfamart Akan Jalin Kemitraan dengan Warung Kecil
Hans menargetkan nantinya ada 2000 toko yang akan dijadikan pusat penghubung untuk menyuplai barang-barang Alfamart ke warung terdekat. Hans mengatakan, satu toko Alfamart nantinya bisa menyuplai hingga kepada tujuh warung terdekat yang ada di Indonesia.
Hans Prawira mengatakan selain menyuplai barang, Alfamart juga akan memberikan pendampingan terkait dengan strategi penjualan barang kepada pemilik warung. Salah satu pendampingan yang diberikan terkait dengan trik membaca tren penjualan.
Hans mengatakan banyak barang yang trennya sudah meredup di pasar, tetapi tetap tersedia di warung tradisional. Pemilik warung disebut membeli produk tersebut karena harga jualnya rendah. Namun setelah dijual kembali produk yang trennya redup tersebut tidak laku.
“Kita bisa bantu warung supaya tidak terjebak dalam walking capital yang tidak bergerak,” kata Hans.
Selain terkait tren, Hans mengatakan pemerintah akan memberikan pendampingan terkait dengan tampilan dan peletakkan barang di warung. Hans memberikan contoh dalam peletakkan produk anak-anak. Menurutnya produk-produk anak harus diletakkan di tempat yang terjangkau, seperti di depan toko atau di tempat yang rendah.
“Nanti orang Alfamart yang hadir untuk mensuplai barang akan mengingatkan orang warung tentang peletakkan barang tersebut,” kata Hans.
Pendiri Alfamart Djoko Susanto mengatakan nantinya akan melakukan potongan sebesar tiga hingga lima persen dari hasil penjualan. Djoko mengatakan potongan tersebut adalah untuk biaya logistik dari pabrik menuju Alfamart kemudian disuplaike warung. Djoko menjamin warung-warung tradisional dapat menjual barang dengan harga yang bersaing dengan Alfamart.
“Perumpamaan, kita beli barang dari pabrik Rp 100 rupiah, di Alfamart kita jual Rp 120. Sedangkan harga pembelian di Alfamart maksimal Rp 105, sehingga warung bisa beli dengan harga Rp 120 juga,” kata dia.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan kerja sama ini bertujuan untuk menyelamatkan industri retail tradisional dari persaingan dengan modern. Enggar mengatakan kerja sama ini memotong mata rantai logistik agar pasar tradisional mampu menjual barang dengan harga yang bersaing. Menurut Enggar, toko tradisional kalah bersaing dengan modern karena harganya jauh lebih mahal dan lokasinya kurang strategis.
Enggar mengatakan revitalisasi pasar tradisional dengan target 5000 toko selama lima tahun masih berjalan. Enggar menargetkan ada 4000 lebih toko yang direvitalisasi pada 2018.
Enggar berujar nantinya besaran kredit usaha yang diberikan sebaiknya masuk akal yakni tidak lebih 10 juta sampai 25 juta dengan bunga bank 13 sampai 15 persen. Enggar mengimbau kepada para penerima kredit bertanggung jawab dan benar-benar menggunakan pembiayaan yang diberikan untuk mengembangkan usaha.
“Jangan lupa bayar bunga dan angsurannya. Kalau tertib bayar bunga dan angsuran maka Insya Allah itu akan bertambah lagi plafon kreditnya,” kata Enggar.
Ada beberapa bank yang ikut serta dalam program kemitraan Alfamart. Bank tersebut yakni BNI, Bank Mandiri, BCA, BRI, BankSyariah Mandiri, BankSinarmas, dan BankBRISyariah.
ALFAN HILMI