TEMPO.CO, Surabaya - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menggandeng Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk mengembangkan proyek Tol Laut. Kerja sama ini dilakukan lantaran mayoritas titik trayek program pemerintah pusat tersebut bertolak dari Kota Pahlawan tersebut.
Sebelas dari total 13 trayek berbasis di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. “Barang-barang dari Surabaya ini memberikan kemakmuran bagi Indonesia Timur,” ujar dia dalam acara penandatanganan Nota Kesepahaman dengan ITS di gedung rektorat, Jumat, 10 November 2017.
Baca: Pelni Beli 6 Kapal untuk Tambah Armada Tol Laut
Budi mengatakan, Tol Laut membutuhkan kajian riset agar terdapat pemberdayaan pusat-pusat industri, terutama di kawasan timur Indonesia. Tujuannya agar muatan kapal bertambah dari timur ke barat. Sebab, muatan balik ke Tanjung Perak rata-rata hanya berkisar 30 persen saja.
ITS, menurut Budi, diharapkan bisa memberikan sumbangsih terkait ide-ide agar Tol Laut tidak sia-sia. Kementerian mengajak ITS mengadakan riset terhadap daerah-daerah seperti Saumlaki dan Ambon. “Kami butuh strategic partner untuk mengelola Tol Laut, karena Surabaya memiliki titik terbanyak dari lintasan Tol Laut,” kata dia.
Lebih jauh Budi yakin Tol Laut mampu mengatasi persoalan disparitas harga di daerah-daerah terpencil. Namun ia masih mengevaluasi apakah harga dapat terjaga sepanjang waktu atau hanya sementara. “Apakah disparitas itu bisa terjaga dalam satu bulan, itu yang saya ragu. Begitu kapal datang, memang harga-harga turun semua. Tapi kalau barang dibeli oleh satu-dua orang, tahannya cuma 10 hari. Itu musti kita teliti. Bisa jadi ada cukong,” ucapnya.
Untuk itu, pihaknya bakal mengevaluasi Tol Laut hingga akhir tahun 2017, termasuk efektivitas program Rumah Kita. Rumah Kita ialah fasilitas pendukung hasil sinergi antar BUMN untuk menampung barang-barang yang akan diangkut menggunakan kapal Tol Laut. “Kami masih evaluasi bagaimana efektivitas Rumah Kita, bagaimana bisa dibuat kontinyu (harga turun) bisa sebulan,” tutur dia,
Sementara itu, Rektor ITS Joni Hermana mengatakan, pihaknya telah menciptakan berbagai inovasi yang dapat menunjang program Tol Laut, hanya saja masih berbentuk purwarupa dan riset. “Dengan adanya kerja sama ini kami berharap semua inovasi di ITS bisa lanjut hingga produksi massal sehingga kontribusi ITS pada dunia maritim terealisasi, ujar dia.
Wakil Rektor ITS bidang Inovasi, Kerja Sama, Kealumnian dan Hubungan Internasional Ketut Buda Artana menambahkan sejumlah inovasi telah diciptakan. Beberapa inovasi tersebut di antaranya ialah standard perhitungan konsesi pelabuhan, freight calculator-operational armada kapal untuk rute tol laut, dan pengembangan floating infrastructure.
Selain itu ada inovasi produk bidang transportasi laut dan logistik, produk bidang telematika dan transportasi laut, prototype design and construction of hybrid submarine-hydrofoil craft, serta intelligent transportation system. "Mahasiswa kami juga meriset tentang kapal ternak dan peti kemas lipat," tutur Ketut.